kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,95   10,59   1.14%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Makin banyak perusahaan BUMN yang bakal menyuntik modal ke LinkAja


Kamis, 07 November 2019 / 08:00 WIB
Makin banyak perusahaan BUMN yang bakal menyuntik modal ke LinkAja


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. CEO PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) pengelola platform pembayaran LinkAJa Danu Wicaksana menyatakan pihaknya bakal menerima suntikan modal dari tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di luar delapan BUMN yang telah teken komitmen setoran modal.

Jumlah tersebut juga lebih banyak dibandingkan pernyataan Danu saat peluncuran resmi LinkAja pada akhir Juni lalu. Ketika itu ia menyatakan ada lima BUMN selain yang sudah teken komitmen.

Baca Juga: Presiden minta bunga kredit diturunkan, ini jawaban bankir

“Bulan depan akan masuk tujuh sampai delapan BUMN lagi yang akan masuk yang ikut pendanaan series A. Namun saya belum bilang siapanya, nanti ketika injeksi dana sudah masuk baru bisa kami sebutkan,” kata Danu di Jakarta, Rabu (6/11).

Dalam prospektus yang diterbitkan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM, anggota indeks Kompas100) Juni lalu delapan BUMN yang telah menandatangani komitmen setoran modal adalah PT Telkomsel, PT Pertamina, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100).

Lalu ada pula PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100), PT Asuransi Jiwasraya, dan PT Danareksa.

Sementara lima tambahan BUMN yang disebut Danu saat peluncuran adalah PT Kereta Api Indonesia, PT Jasa Marga Tbk (JSMR, anggota indeks Kompas100), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Angkasa Pura I, dan PT Angkasa Pura II.

Baca Juga: Tak jadi prioritas, DPK valas perbankan kian melandai

Para pihak tersebut bakal mengeksekusi penerbitan saham Finarya dengan nilai total mencapai Rp 1,65 triliun. “Jadi akan ada dua sampai tiga BUMN baru selain yang sudah diketahui, sehingga komposisi kepemilikan sahamnya pun akan berubah sedikit nanti,” lanjut Danu.




TERBARU

[X]
×