kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,35   1,71   0.18%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Marketplace bagi UMKM, Ula raih pendanaan tahap awal sebesar Rp 148 miliar


Kamis, 11 Juni 2020 / 10:36 WIB
Marketplace bagi UMKM, Ula raih pendanaan tahap awal sebesar Rp 148 miliar
ILUSTRASI. Ilustrasi penjualan di marketplace. KONTAN/Muradi/2018/02/22


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aplikasi marketplace bagi UMKM, Ula meraih pendanaan tahap awal sebesar Rp 148 miliar atau setara US$ 10,5 juta. Pendanaan itu diperoleh dari Sequoia India dan Lightspeed India. SMDV, Quona Capital, Saison Capital dan Alter Global juga turut berpartisipasi beserta beberapa Angel Investor lainnya.

Didirikan pada Januari 2020 dan berbasis di Jakarta, Indonesia, Ula merupakan e-commerce marketplace B2B multi-kategori yang menggabungkan teknologi, kemampuan, dan peralatan ritel modern dengan struktur biaya yang rendah dari UMKM. Guna memberikan pilihan produk dan harga yang lebih terjangkau, serta modal usaha kepada pemilik UMKM untuk meningkatkan pendapatan mereka secara keseluruhan.

Ula saat ini berada dalam status private beta dan sebagian besar bisnisnya beroperasi di area Jawa Timur. Dalam beberapa waktu ke depan, Ula berencana untuk melebarkan sayapnya ke seluruh Indonesia serta mengembangkan kategori produk yang ditawarkan seperti pakaian dan elektronik.

Baca Juga: Pengaruh Covid-19 ke perekonomian Indonesia diklaim tak separah di negara lain

“UMKM pada umumnya memiliki biaya yang 8%-10% lebih efisien dibandingkan toko ritel modern, karena sebagian besar dari mereka merupakan usaha bebas pajak, mempekerjakan keluarga dan kebanyakan beroperasi di rumah sendiri. Namun, tidak dapat bersaing karena kurangnya akses terhadap pengadaan yang baik dan modal usaha yang terbatas,” jelas Derry Sakti, Co-Founder Ula dalam keterangan tertulis, Kamis (11/6).

Oleh karena itu, Ula hadir dengan menjadikan pelanggan sebagai fokus utama. Hal ini bertujuan untuk membantu menyelesaikan persoalan utama dari UMKM yang seringkali terlupakan dari rantai pasok.

Biasanya UMKM cukup menyimpan sedikit stok tanpa perlu khawatir akan kehabisan barang dengan memesan setiap hari barang yang dibutuhkan. Ula juga menggunakan data science untuk memberikan modal usaha kepada UMKM yang memungkinkan UMKM memiliki fleksibilitas dalam pembayaran.

“70-80% pelaku usaha ritel di negara berkembang seperti Indonesia harus menghadapi kondisi rantai pasok, stok barang, dan modal usaha yang tidak efisien. Ula memiliki tim yang sangat berpengalaman dari berbagai perusahaan e-commerce, retail dan fintech terkemuka, baik di dalam maupun di luar negeri, dan kami sangat senang untuk dapat menjadi mitra mereka sejak dini di awal perjalanan ini,” ujar Abheek Anand, Managing Director, Sequoia Capital (India) Singapore.

Saat ini Ula memprioritaskan bisnisnya pada sektor yang paling mendasar, seperti FMCG dan sembako yang merupakan kebutuhan utama pada situasi di mana rantai pasok tradisional banyak terkendala. 

Baca Juga: Kewajiban NPWP bagi UMKM diharapkan bisa meningkatkan jumlah wajib pajak

Dengan adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pengiriman ke rumah atau toko menjadi faktor penting untuk dapat tetap berbelanja tanpa harus pergi ke pasar yang ramai.

Bisnis Ula telah berkembang sebesar lebih dari 10 kali lipat sejak pertama kali diluncurkan, dan pelanggan telah melakukan transaksi berulang dengan nilai transaksi 2-3 kali lebih besar dari pembelian pertama mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×