kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip persaingan uang elektronik yang makin hari makin ramai


Jumat, 30 Agustus 2019 / 18:49 WIB
Mengintip persaingan uang elektronik yang makin hari makin ramai
ILUSTRASI. Peluncuran aplikasi pembayaran Atozpay


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pembayaran digital menggunakan uang elektronik akan semakin marak. PT Finnet Indonesia sebagai pemegang izin uang elektronik dari Bank Indonesia dalam menjalankan uang elektronik menyiapkan strategi business to business (B2B). Direktur Utama Finnet Indonesia Paulus Djatmiko menyatakan akan fokus melakukan co-branding dengan berbagai perusahaan.

“Kita akan co-branding uang elektronik, karena banyak sekali mitra yang ingin memiliki usaha finansial digital tapi kesulitan dapat layanan e-money. Finnet punya keleluasaan untuk co-branding tentunya kami izin dahulu ke Bank Indonesia,” ujar Paulus di Jakarta pada Kamis (29/8).

Baca Juga: KoinWorks targetkan penyaluran pinjaman Rp 2,3 triliun sampai akhir tahun

Ia melanjutkan, Finnet Indonesia sudah melakukan co-branding degan PT Weyland Indonesia Perkasa dalam meluncurkan uang elektronik bertajuk AtozPay. Uang elektronik ini dapat melayani transaksi pembayaran hingga 10.000 merchant di seluruh Indonesia, juga sudah dilengkapi dengan fitur QR Code.

Finnet Indonesia sendiri, sahamnya dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom. Padahal lewat anak perusahaan Telkomsel bersama perusahaan BUMN lainnya, Telkom juga sudah punya uang elektronik LinkAja. Namun Paulus menilai bisnis yang dijalani oleh Finnet dan LinkAja berbeda.

“Kalau LinkAja, Ovo, GoPay, DANA yang disasar adalah business to costumer (B2C). Finnet lebih ke co-branding selalu partner dengan pihak lain. Tidak serta merta kami masuk ke market secara langsung. Kami lebih ke B2B perusahaan yang butuh. Selain itu pasar uang elektronik masih luas, kita tidak bersaing, kita mengejar bagaimana mengurangi penggunaan uang kartal,” jelas Paulus.

Selain itu, Finnet Indonesia juga sudah mengantongi izin sebagai payment gateway dan remitansi dari Bank Indonesia. Hingga saat ini sudah ada pengguna Finnet Indonesia hingga 70.000 orang.

Selain dengan co-branding dengan PT Weyland Indonesia Perkasa, Ia mengaku juga sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk pembayaran. Bahkan lewat Finnet, pembayaran BPJS kesehatan bisa dilakukan dengan autodebit. Finnet Indonesia akan terus menjalin co-branding. Ia yakin lewat strategi co-branding ini akan lebih banyak lagi pengguna Finnet Indonesia.

Baca Juga: Kredivo targetkan penyaluran pinjaman tumbuh tiga kali lipat tahun ini

Sedangkan untuk melakukan top up atau penambahan saldo, pengguna AtozPay dapat melakukan dengan transfer bank. Selain itu, Weyland Indonesia Perkasa juga sudah meluncurkan layanan AtozGo berupa layanan pesan makan khusus bagi orang yang bekerja di Gedung-gedung.

Berdasarkan riset RHB pemain dompet digital yakni GoPay, Ovo, DANA, dan LinkAja sudah mendominasi pasar. Para pemain ini mampu mengalahkan Jenius milik BTPN, CIMB Niaga Go Mobile, dan Sakuku milik BCA dalam hal pengguna aktif bulanan.

Selain itu, riset ini juga menemukan bahwa GoPay telah secara konsisten bertahan menjadi pemain selama tujuh kuartal terakhir. Hal ini didorong oleh beragam penggunaan pembayaran untuk naik kendaraan dan pengiriman makanan, di antara layanan lainnya, di samping promosi yang sering dilakukan.




TERBARU

[X]
×