kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

NPL konsumer bank besar terjaga rendah berkat program restrukturisasi


Minggu, 17 Januari 2021 / 11:00 WIB
NPL konsumer bank besar terjaga rendah berkat program restrukturisasi


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama masa pandemi Covid-19, salah satu kekhawatiran industri perbankan adalah meningkatnya risiko kredit macet atau peningkatan non performing loan (NPL). Beruntung, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan sederet keriangan bagi perbankan maupun nasabah. 

Sejumlah stimulus yang diberikan OJK, mulai dari restrukturisasi kredit hingga pengecualian pencadangan. Aturan itu berlaku di seluruh segmen atau jenis kredit. Nah, salah satu kredit yang berisiko tak lain kredit konsumer. 

Berkat stimulus itu, beberapa bank yang dihubungi Kontan.co.id pun mengatakan rasio NPL konsumer sampai saat ini masih dalam batas wajar alias terkendali. 

Ambil contoh, PT Bank CIMB Niaga Tbk yang mengatakan NPL konsumer di akhir 2020 lalu terjaga di level 1,8%. Merujuk pada laporan keuangan CIMB Niaga, posisi itu bahkan lebih rendah dari periode awal pandemi Covid-19 di bulan Maret 2020 sebesar 2,2%. 

Baca Juga: BCA luncurkan Program SYNRGY Academy Batch 2 guna dorong digital talent Indonesia

Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menjelaskan, meski ada restrukturisasi dan NPL bisa dijaga rendah, pihaknya tetap waspada menggawangi NPL konsumer. 

"Kami tetap waspada sehubungan dengan adanya stimulus Covid-19, kita bisa lihat nanti (posisi NPL) pada saat stimulus berakhir," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (15/1). 

Di sisi lain, Lani menambahkan sejatinya saat ini permintaan restrukturisasi kredit akibat Covid-19 sangat menurun. Sementara untuk di tahun ini, diproyeksikan kredit konsumer perseroan bisa tumbuh lebih deras. 

Dua kredit konsumer seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) atau Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) diramal bisa tumbuh pesat. "KPR kami target tumbuh 6%-8% dan KPM juga sekitar 15%," imbuhnya. 

Hanya saja, peningkatan itu menurutnya akan sangat tergantung pada situasi sektor pariwisata (travel related) di tahun ini. Bila kegiatan pariwisata sudah terbuka, maka hal itu bisa menjadi pemicu pergerakan kredit konsumer. 




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×