kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,00   -18,51   -1.98%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK minta bank turunkan NIM, begini respons para bankir


Minggu, 29 November 2020 / 16:14 WIB
OJK minta bank turunkan NIM, begini respons para bankir
ILUSTRASI. Net interest margin (NIM) perbankan terus menyusut menjadi 4,29% per September 2020.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan suku bunga kredit praktis membuat profitabilitas perbankan menciut. Hal ini tercermin dari net interest margin (NIM)  perbankan yang menyusut menjadi 4,29% per September 2020. Pada Desember 2019, NIM perbankan tercatat masih sebesar 4,43%.

Walau sudah turun, Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso belum lama ini meminta perbankan agar menurunkan tingkat NIM. Sebab, menurut OJK, dalam situasi perlambatan ekonomi seperti sekarang, sangat wajar bila NIM menurun.

Malah, bila terjadi tren kenaikan justru sulit untuk diterima oleh masyarakat. "Dalam kondisi ini NIM tidak perlu naik. Kalau perlu diturunkan supaya (bunga) kreditnya rendah," kata Wimboh.

Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id sepakat, penurunan NIM belum sampai ke level puncaknya. Direktur Utama PT Bank Panin Tbk Herwidayatmo bilang, di tengah kredit yang melambat dan kehati-hatian bank yang tinggi, secara otomatis bank memilih mencari pendapatan dari sisi fee based income. "Bank harus lebih efisien dan mengupayakan peningkatan fee based income. Tidak ada pilihan lain," terangnya kepada Kontan.co.id, Minggu (29/11).

Baca Juga: Soal pengawasan di omnibus law sektor keuangan, bankir: Lebih ketat dari sebelumnya

Makanya, perbankan termasuk Bank Panin pun terus mendorong pengembangan digital. Lewat cara itu, Herwidayatmo menyebut, banknya masih mampu menutup biaya kegiatan operasional bank yang tinggi.

Gambaran saja, per September 2020 NIM Bank Panin ada di level 4,56%, turun 4,73% di periode sama tahun lalu. Di tengah situasi pandemi, Bank Panin juga masih mampu mencatatkan laba bersih Rp 2,33 triliun meningkat 5,23% secara year on year (yoy).

Sementara, Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rudi As Atturidha menyebut, NIM Bank Mandiri sudah turun 90 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 4,68% di bulan September 2020. Bank mandiri berharap bisa menjaga rasio NIM pada level yang kondusif.

Dalam presentasi perusahaan, Bank Mandiri memang memproyeksikan NIM masih akan tergerus sampai akhir tahun ini. Bank Mandiri menargetkan NIM bisa terjaga pada kisaran 4,4%-4,6%.

"Kami berharap dapat menjaga rasio NIM pada level yang kondusif untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, namun tetap dapat mendukung pertumbuhan usaha Bank Mandiri secara sehat dan berkelanjutan," ujar Rudi.

Bank berkode sama BMRI ini optimistis bisa menggapai target tersebut. Faktor pendukungnya, saat ini tren restrukturisasi akibat Covid-19 yang memberi tekanan pada NIM sudah cenderung melandai. Menyusul tidak adanya penambahan permohonan yang signifikan serta upaya bank dalam menjaga biaya dana (beban bunga).

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mencatatkan penurunan NIM 0,4% per September 2020 menjadi 5,8%. Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan, NIM BCA di tahun ini memang mengalami penurunan lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.

Utamanya disebabkan permintaan kredit di sektor perbankan yang masih lesu, sejalan dengan berlanutnya pandemi yang membatasi mobilitas dan mempengaruhi iklim bisnis. Tapi, ia memperkirakan, NIM ke depan berpotensi meningkat, seiring mulai pulihnya ekonomi di dalam negeri.

Sekadar informasi saja, per September 2020 NIM tertinggi masih dipegang oleh bank BUKU IV sebesar 4,84% nyaris tidak banyak bergerak dari tiga bulan sebelumnya.

Kemudian disusul NIM di BUKU II sebesar 4,54% dan BUKU I 4,69%. Menurut catatan OJK, NIM BUKU III-lah yang paling mengalami penurunan dari 3,98% di akhir 2019 menjadi 3,54% per September 2020 lalu.

Selanjutnya: Kualitas membaik, potensi gagal bayar debitur KUR yang direstrukturisasi sangat kecil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×