kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi corona membuat pinjaman fintech melambat


Minggu, 19 Juli 2020 / 17:18 WIB
Pandemi corona membuat pinjaman fintech melambat
ILUSTRASI. Pinjaman yang telah disalurkan oleh fintech yang diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melambat saat pandemi corona.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pinjaman yang telah disalurkan oleh fintech yang diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melambat saat pandemi corona. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat, pertumbuhan pinjaman fintech dari April ke Mei 2020 hanya 3,12% month on month (mom) menjadi Rp 109,18 triliun.

Melambat dibandingkan April ke Mei 2019 yang mampu tumbuh 10,87% mom menjadi Rp 41,03 triliun. Kendati demikian, realisasi total penyaluran dana dari Mei 2019 ke Mei 2020 masih tumbuh 166,03% dari Rp 41,03 triliun menjadi Rp 109,18 triliun.  

“Memang masih ada peningkatan penyaluran dari April ke Mei 2020 sebesar 3,12%, namun jika dibandingkan dari April-Mei tahun lalu yang tumbuh 10,87%, peningkatannya melambat. Hal ini karena para penyelenggara fintech P2P lending khususnya sektor multiguna (konsumer) agak mengurangi penyaluran pinjaman baru untuk mengantisipasi gagal bayar,” kata Ketua Bidang Humas dan Kelembagaan AFPI Tumbur Pardede pada akhir pekan ini.

Ketua Harian AFPI Kuseryansyah menambahkan, selama masa wabah Covid-19 ini secara umum penurunan terjadi hampir pada sebagian besar platform penyelenggara fintech P2P lending. Namun, ada beberapa sektor yang terjadi peningkatan penyaluran pembiayaan khususnya di sektor produktif.

Baca Juga: Industri fintech lending optimis dalam menghadapi semester II 2020

AFPI melihat pembiayaan yang masih bertumbuh pada sub-sektor kesehatan seperti UMKM farmasi dan alat pendukung kesehatan. Begitu juga sub-sektor yang terkait distribusi pangan, produk agrikultur, makanan kemasan. 

Sub-sektor telekomunikasi dan online ecosystem yang menjadi layanan juga semakin banyak digunakan untuk mendukung kehidupan sehari-hari dan berpotensi untuk berkembang terus seiring pergeseran perilaku konsumsi masyarakat.

“Dimasa wabah Covid-19 ini, industri fintech P2P lending akan menjaga kinerja positif dengan selektif menyalurkan pembiayaan khususnya ke peminjam baru. Hal ini mengingat kebutuhan pembiayaan masyarakat sangat besar yakni lebih dari Rp 1.000 triliun dan ini diharapkan fintech P2P lending yang per Mei 2020 tercatat 158 penyelenggara bisa berperan,” tutur Kuseryansyah.

Salah satu penyelenggara fintech, PT Amartha Mikro Fintek mencatatkan penyaluran pinjaman modal kerja sebesar Rp 645 Miliar sepanjang semester I-2020. Pembiayaan itu telah disalurkan kepada 168,125 pengusaha mikro.

“Penyaluran Amartha pada Semester I-2020 tumbuh 43,87% dibandingkan dengan penyaluran pada Semester I-2019, karena dipengaruhi oleh ekspansi bisnis Amartha ke wilayah Sumatera dan Sulawesi. Secara general, terjadi penurunan pendanaan hingga 60% pada April hingga Mei 2020 akibat pandemi Covid-19. Namun, telah meningkat signifikan pada Juni hingga saat ini,” ujar Andi Taufan Garuda Putra, Pendiri dan CEO Amartha.

Amartha menargetkan dapat menyaluran pinjaman modal usaha pada lebih dari 150,000 pelaku UMKM pada paruh kedua 2020. Ia bilang bakal membidik pedagang kebutuhan pokok, pedagang sembako dan pedagang makanan.

Ia menyebut prospek pertumbuhan UMKM sangat menjanjikan. Beberapa bulan ini perekonomian di desa tetap tangguh karena resilience atau daya juang yang dimiliki para pelaku UMKM.

Baca Juga: Di tengah pandemi, pinjaman Amartha naik 43,87% hingga Juni 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×