kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengguna internet banking BRI naik dua kali lipat menjadi 24 juta per Juni 2020


Rabu, 15 Juli 2020 / 15:41 WIB
Pengguna internet banking BRI naik dua kali lipat menjadi 24 juta per Juni 2020
ILUSTRASI. Seorang pensiunan PNS memperlihatkan kartu debit Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang baru diterimanya oleh petugas bank di Medan, Sumatera Utara, Rabu (1/4/2020). Pensiunan PNS kini tidak perlu mengambil uangnya secara langsung lewat bank melainkan melalui A


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan transaksi digital lewa internet dan mobile banking di tengah pandemi. Direktur Konsumer Bank BRI Handayani mengakui Covid-19 membuat ekonomi sulit. Namun di sisi, sisi lain mampu mempercepat transaksi digital.

Ia mengaku sebelumnya, memprediksi bank 4.0 itu baru akan terjadi 2021 atau 2022. Juga melihat nasabah UMKM akan lama adopsi digital. Namun setelah pandemi hal ini bisa mempercepat adopsi transaksi digital.

Baca Juga: OJK catat 36,65% iklan jasa keuangan melanggar ketentuan sepanjang Semester I-2020

“Jumlah user internet banking dan mobile banking BRI per Juni 2020 itu mencapai 24 juta nasabah sudah aktif, itu tumbuh dua kali year on year. Yang mereka dulunya mobile first sekarang menjadi mobile only,” ujar Handayani dalam videoconference pada Rabu (15/7).

Lebih lanjut, Handayani menyatakan BRI telah bekerja sama dengan LinkAja. Ia menyebut kerja sama ini bertujuan untuk mempercepat transaksi berbasis digital. Misalnya LinkAja untuk top up uang elektronik berbasis kartu BRI yakni Brizzi. Selain itu, BRI juga sudah menintegrasikan pinjaman digital di LinkAja.

“Itu semua di periode Covid-19 mendapatkan respon yang luar biasa. Top up LinkAja di BRI bertumbuh hampir dua kali lipat year on year. Sedangkan dari sisi volumenya tumbuh delapan kali lipat dari sebelumnya. Artinya, kalau dulu orang suka delivery on cash, sekarang lebih nyaman uang elektronik karena uang fisik berbahaya karena bisa menularkan virus,” papar Handayani. 

Baca Juga: Pengamat: Perbankan dalam negeri lebih matang hadapi krisis corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×