kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sekitar 20% kredit produktif BPR berpotensi terimbas pandemi corona


Kamis, 11 Juni 2020 / 20:38 WIB
Sekitar 20% kredit produktif BPR berpotensi terimbas pandemi corona
ILUSTRASI. DPK Bank Perkreditan Rakyat (BPR): Suasana booth Perhimpuan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia dalam Inconesia Banking Expo, Sabtu (30/8). Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2014, jumlah DPK BPR di seluruh Indonesia mencapai Rp 52,12 tr


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto menaksir 20% kredit yang disalurkan bank perkreditan rakyat (BPR) bakal terimbas pandemi.

“Dari nilai penyaluran kredit hingga Maret 2020 Rp 111,44 triliun, 60% tersalur ke segmen produktif, sampai akhir tahun nanti sekiranya ada 20% yang berpotensi direstrukturisasi,” katanya dalam paparan virtual, Kamis (11/6).

Baca Juga: Likuiditas mumpuni, bank daerah kebut restrukturisasi kredit

Dengan penyaluran Rp 111,44 triliun pertumbuhan kredit BPR/BPRS sejatinya masih cukup baik sebesar 9,990% (yoy). Sayangnya pertumbuhan yang baik tak seiring dengan kualitasnya, sepanjang 2020 non performing loan (NPL) terus merangkak dan berada pada level 7,95% per Maret 2020.

Kredit macet, tingkat kesehatan bank, dan likuiditas disebut Joko memang akan jadi tantangan terbesar buat BPR/BPRS selama pandemi. Meski demikian, Joko masih optimistis pertumbuhan kredit BPR/BPRS masih dapat tumbuh positif setidaknya hingga akhir tahun.

“Ada sejumlah sektor yang masih berpotensi misalnya agrikultur, kesehatan, teknologi, dan ritel. Perhitungan kami, dengan skenario sangat berat, kredit BPR/BPRS masih bisa tumbuh 3%-5%,” sambung Joko.

Baca Juga: Sah, KB Kookmin Bank bakal jadi pengendali Bank Bukopin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×