kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank adu gesek di bisnis kartu kredit


Kamis, 03 Juli 2014 / 07:53 WIB
Bank adu gesek di bisnis kartu kredit
ILUSTRASI. Promo Hokben awal Februari 2023 kembali menyediakan Paket Super Bowl yang ditunggu-tunggu (DOk/hokben)


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Bank tidak kehabisan akal memoles kinerja. Di tengah perlambatan kredit, bank beradu otot di bisnis kartu kredit. Maklumlah, kartu plastik masih menjadi primadona masyarakat dalam berbelanja ataupun menggesek tunai.

Makanya, tak heran jika transaksi kartu kredit terus tumbuh. Sebagai gambaran, tahun lalu, volume transaksi kartu kredit tumbuh 7,9% menjadi sebanyak 239,09 juta kali. Di periode sama, nilai transaksi kartu plastik tumbuh 10,66% menjadi Rp 223,36 triliun (lihat tabel).

Kendati terhadang aturan pembatasan kepemilikan kartu kredit yang dirilis Bank Indonesia (BI), perbankan tetap percaya diri mematok target optimistis di bisnis ini. Ambil contoh, Bank Mandiri. Bank berlogo pita emas ini menargetkan pemegang kartu kredit bertambah menjadi sebanyak 4 juta pada tahun ini.

Boyke Yurista, SVP Consumer Cards Bank Mandiri, mengatakan, saat ini jumlah pemegang kartu kredit Mandiri mencapai 3,7 juta. Dari jumlah itu, rata-rata transaksi mencapai Rp 3 juta per kartu. Boyke mengklaim, Mandiri tidak terganggu dengan aturan BI. Sebab, sebagian besar pemegang kartu kredit Mandiri berpenghasilan di atas Rp 10 juta per bulan.

Di bisnis kartu kredit, Mandiri mengantongi pendapatan non bunga (fee based income) sebesar Rp 1 triliun di tahun lalu dengan outstanding kredit sebesar Rp 5,6 triliun. Di kuartal I 2014, Mandiri meraih fee based sebesar Rp 291 miliar dari bisnis ini.

Sulit akuisisi

Laksono, Card Business Group Head Bank Internasional Indonesia (BII) mengaku, pihaknya kesulitan mengakuisisi nasabah baru kartu kredit. "Saat ini regulasi kartu kredit cukup baik, sehingga bank tidak bisa sembarangan mengakuisisi nasabah baru yang tidak layak kartu kredit," ujar Laksono, Rabu (2/7).

Sebelumnya, BII menargetkan pertumbuhan pengguna kartu kredit sebesar 10%-20% di tahun 2014. Di akhir tahun 2013, pemegang kartu kredit BII mencapai 1 juta kartu. Ini berarti, BII membidik penambahan sebanyak 200.000 pemegang kartu kredit.

Demi mencapai target, BII menerapkan sejumlah strategi. Misal, menebar diskon, mempermudah transaksi, dan meningkatkan keamanan. Saat ini, nominal transaksi kartu kredit BII mencapai Rp 3 triliun saban bulan. Hingga akhir tahun nanti, BII optimistis, transaksi mampu tumbuh sebesar 20%-30%.

Aturan BI juga tak menggentarkan Bank Central Asia (BCA). Beberapa waktu lalu, bank milik Grup Djarum ini meluncurkan kartu kredit bertajuk BCA Black. BCA berharap, produk ini bakal menopang pertumbuhan bisnis kartu kredit.

Santoso, Senior General Manager Kartu Kredit BCA menargetkan 75.000 kartu BCA Black terjual di tahap awal. Target nasabah BCA Black adalah kelas menengah berpendapatan Rp 120 juta per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×