kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Mandiri: Tahun ini adalah tahun pertumbuhan kredit


Kamis, 15 Maret 2018 / 14:47 WIB
Bank Mandiri: Tahun ini adalah tahun pertumbuhan kredit
PRESIDEN BERTEMU PIMPINAN PERBANKAN


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengatakan di tahun ini merupakan momentum untuk menumbuhkan penyaluran kredit.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmojo mengatakan, alasan perbankan yang tidak agresif dalam memberikan kredit di beberapa tahun terakhir karena masih berdampak pada ekonomi lima tahun lalu.

Seperti diketahui, pada 2013-2014 siklus ekonomi Indonesia mengalami penurunan lantaran harga komoditas yang anjlok. Makanya, tak heran saat itu kredit macet alias non-performing loan (NPL) perbankan melonjak signifikan. Bahkan, NPL Bank Mandiri di 2015 masih 4%.

Untuk itu di 2015-2016, bank cenderung melakukan restrukturisasi untuk menurunkan NPL. "Maka itu, harapannya di 2017, permasalahan NPL sudah selesai dan 2018 merupakan periode pertumbuhan, jadi saya rasa memang pas kalau saat ini Presiden meminta bank untuk lebih agresif lagi," Jelas Tiko, sapaan Kartika Wirjoatmojo, di kawasan Istana Negara, Kamis (15/3).

Apalagi di tahun ini, dinilainya hampir seluruh sektor industri sudah menunjukkan perbaikan, baik dari sektor properti, manufaktur, hingga komoditas. Sehingga setidaknya di tahun ini pertumbuhan kredit bisa mencapai target yakni 12%.

Adapun di tahun ini pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi hanya mencapai 10,2% saja. Hal yang sama juga disampaikan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso. Menurut Wimboh, tahun ini momentum Indonesia cenderung membaik, apalagi inflasi juga rendah dan harga komoditas sudah mulai rebound.

"Momentum jangan sampai hilang, dan jangan sampai bank menunggu lagi, sehingga tidak perlu khawatir lagi tentang risiko," sambungnya.

Sekadar tahu saja, Presiden Joko Widodo sebelumya meminta perbankan untuk lebih agresif lagi.

Pasalnya, saat ini perbankan cenderung main aman, Hal itu dilihat dari rasio kecukupan permodalan atawa Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mencapai 23,36% dan juga dari excess reserve yang mencapai Rp 626 triliun.

Untuk itu, Jokowi meminta, kepada para perbankan untuk lebih berani lagi mengambil risiko dalam menyalurkan kredit. Sebab, dilihat dari tahun lalu realisasi target pertumbuhan kredit perbankan bisa dibilang meleset yakni hanya 8,24% dari 9-12%.

"Saya tekan kan, mengambil aman adalah ilusi," tegasnya. Untuk itu ia meminta bank untuk lebih agresif, mengingat era keterbukaan, globalisasi, dan teknologi yang terus berkembang. Sehingga, Indonesia bisa berkompetisi dengan bank asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×