kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Sahabat Sampoerna membukukan kenaikan laba bersih 23,8% per Juni 2018


Kamis, 09 Agustus 2018 / 19:08 WIB
Bank Sahabat Sampoerna membukukan kenaikan laba bersih 23,8% per Juni 2018
ILUSTRASI. Bank Sampoerna


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Sahabat Sampoerna sepanjang semester I membukukan peningkatan laba bersih sebesar 23,8% menjadi Rp 29,7 miliar dari Rp 23,9 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.

Kenaikan laba ditopang dari pendapatan operasional, terdiri dari pendapatan bunga bersih atau pendapatan operasional lainnya, yang tumbuh 21% menjadi Rp 322,1 miliar per semester I 2018 dari Rp 266,2 miliar pada semester I 2017.

Ali Rukmijah, Direktur Utama Bank Sampoerna mengatakan, kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh beberapa faktor, di antaranya pertumbuhan kredit dan pengelolaan beban operasional. Selain itu, Bank Sampoerna juga terus menekan perbaikan kualitas kredit serta memaksimalkan peningkatan pendapatan berbasis komisi atau fee based income.

Adapun, hingga akhir Juni 2018 secara konsolidasi Bank Sampoerna telah menyalurkan kredit senilai Rp 6,8 triliun atau tumbuh 12,4% dari penyaluran kredit di akhir Juni 2017 yang senilai Rp 6,1 triliun. Dari total kredit tersebut, sekitar 80% diantaranya atau senilai Rp 5,5 triliun disalurkan ke segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

“UMKM merupakan fokus bisnis Bank Sampoerna. Ke depan kami akan tetap mendukung UMKM. Salah satunya melalui akses pembiayaan seperti Kredit Multi Guna Probiz yang menawarkan skema pembiayaan yang fleksibel,” ujar Ali dalam rilis yang diterima kontan.co.id, Kamis (9/8).

Penyaluran kredit yang tumbuh mampu meningkatkan pendapatan bunga bersih naik sebesar 16,7% menjadi Rp 302,4 miliar. Sementara itu rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross tercatat naik 0,1% menjadi 3,8% dibandingkan semester I 2017 lalu.

Sementara itu, dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) per semester I 2018 tercatat mencapai Rp 7,7 triliun atau naik 13,1% dari posisi semester I tahun lalu sebesar Rp 6,8 triliun. Peningkatan dana murah atau current account and saving account (CASA) tercatat tumbuh tinggi. Antara lain rekening giro naik 44,9% menjadi Rp 325 miliar, sedangkan tabungan tumbuh 14,4% menjadi Rp 823 miliar. Sementara rekening deposito meningkat sebesar 11,7% menjadi Rp 6,6 triliun.

Rasio CASA Bank Sampoerna pun turut meningkat dari 13,8% menjadi 14,8%. Lebih lanjut, Ali menjelaskan meski suku bunga pinjaman telah menurun, tingkat margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perseroan tetap terjaga tinggi sebesar 7% di akhir Juni 2018.

Direktur Keuangan BSS Henky Suryaputra menyebut, peningkatan DPK yang sejalan dengan pertumbuhan kredit menjadikan loan to deposit ratio (LDR) terbilang stabil di level 88,6%, praktis tidak banyak berubah dari posisi setahun sebelumnya 88,3%. "Tingkat LDR ini dipandang cukup baik mengingat fluktuasi kondisi ekonomi di Indonesia," jelas Henky.

Sementara itu, rasio keuangan lain menurutnya juga tetap terjaga, antara lain return on equity (ROE) 4,8% dan capital adequacy ratio (CAR) 18,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×