kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.420.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.435
  • IDX 7.606   61,90   0,82%
  • KOMPAS100 1.170   6,68   0,57%
  • LQ45 950   6,84   0,73%
  • ISSI 223   1,26   0,57%
  • IDX30 482   3,86   0,81%
  • IDXHIDIV20 582   5,01   0,87%
  • IDX80 132   0,86   0,66%
  • IDXV30 140   1,22   0,88%
  • IDXQ30 161   1,06   0,66%

BI perkirakan inflasi bulan Desember di bawah 0,5%


Jumat, 27 Desember 2013 / 14:19 WIB
BI perkirakan inflasi bulan Desember di bawah 0,5%
ILUSTRASI. Promo 8.8 Xi Bo Ba


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Angka inflasi bulanan November yang dilansir Badan Pusat Statistik pada Senin (1/12), berada pada level 0,12%. Bank Indonesia memprediksi inflasi Desember ini akan tetap berada di bawah 0,5%.

Deputi Gubernur BI Perry Warjoyo mengungkapkan, menurut survei yang dilakukan oleh bank sentral, inflasi pekan ke-III Desember 2013 berada pada level 0,36%. "Prediksi kami, inflasi secara bulanan atau month to month akan di bawah 0,5%. Kecil," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (27/12).

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Agus Martowardojo menambahkan, dengan demikian, inflasi secara tahunan atau year on year akan berada di bawah level 8,5%. Angka ini, lanjut Agus, merupakan angka koreksi inflasi yang diperkirakan sebelumnya.

Menurut Agus, prediksi inflasi secara tahunan pada 2013, berada pada kisaran 9%-9,8%. "Sekarang kami perkirakan inflasi year on year bisa di bawah 8,5%. Ini merupakan satu kerja sama yang baik. Kami (BI) juga bersyukur inflasi dijaga sesuai kendali dan selama dua bulan terakhir sudah ke kondisi normal dan bahkan lebih baik dibandingkan sebelumnya," kata Agus.

Karena itu, Agus memperkirakan inflasi pada 2014 mendatang, diharapkan sudah dapat kembali ke kisaran 4,5% plus minus 1%.

Catatan saja, usai pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 22 Juni 2013 lalu, pergerakan inflasi memang terbilang liar. Meski Meski sempat mengalami deflasi 0,03% pada Mei, begitu terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi, inflasi bulanan Juni langsung melambung 1,03%.

Memasuki Juli pergerakan harga semakin liar. Maklum, selain efek kenaikan harga BBM, pada Juli lalu kita mengarungi musim liburan sekolah dan Ramadan. Akibatnya, inflasi bulanan Juli menembus 3,29%. Per Agustus, inflasi agak melandai meski masih terbilang tinggi, yaitu 1,12%.

Setelah itu boleh dibilang efek kenaikan harga BBM terhadap kenaikan harga barang dan jasa memudar. Malah, pada September terjadi deflasi 0,35%. Kendati Oktober inflasi datang kembali, nilainya hanya 0,09%.

Jika kita hitung sejak awal tahun, sampai November lalu inflasi sudah mencapai 7,79%. Malah, kalau periode perhitungan kita undur sejak November 2013, inflasi tahunan sudah mencapai 8,37%.

Dibandingkan dengan inflasi tahunan 2012 yang hanya menyentuh 4,3%, jelas kita bisa bilang bahwa inflasi tahun ini "terbang". Bukan cuma menjauh dari inflasi tahun lalu, tapi juga melayang dari proyeksi awal pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×