kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom sebut fluktuasi rupiah masih akan terjadi


Selasa, 03 Oktober 2017 / 17:04 WIB
Ekonom sebut fluktuasi rupiah masih akan terjadi


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah keok melawan dollar AS di pasar spot, Selasa (3/10). Mata uang Garuda bahkan terpuruk di posisi terlemah 10 bulan.

Mengutip Bloomberg, di pasar spot valuasi rupiah tergelincir tipis 0,01% ke level Rp 13.542 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Serupa, di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah ambruk 0,61% menjadi Rp 13.582 per dollar AS..

Pengamat ekonomi Aviliani mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memang turun tajam, tetapi nilai mata uang rupiah lebih stabil dibandingkan negara lain.

“Yang penting tidak melemah atau menguat sekali, yang penting tidak bergerak terlalu cepat," kata Aviliani saat ditemui di Rakornas Kadin, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

Menurutnya, ke depan masih akan terjadi fluktuasi mata uang yang terjadi di satu negara ke negara lainnya termasuk di Indonesia. Hal ini mengingat bahwa para investor cenderung masih akan memindahkan dananya dari satu negara ke negara yang lain untuk mencari lokasi terbaik.

“Ini harus dijaga jangan sampai pengaruhi dunia usaha. Ini sangat tergantung investor asing apakah akan masuk lagi ” ujarnya.

Pemindahan dana tersebut menurut Aviliani disebabkan oleh situasi geopolitik yang sedang ramai. Hal ini membuat uang berputar terus sehingga mata uang di semua negara tidak stabil.

Ia menjelaskan, apabila rupiah menguat terus-menerus, akan berdampak pada ekspor yang tertekan karena kurang menarik. Sebaliknya, apabila rupiah melemah terus-menerus akan berdampak pada kenaikan harga dan inflasi.

“Ini bukan tugas BI, transaksi ada di sektor riil, Pemerintah harus lihat kita kan impor migas besar, gimana sih ini berganti? Masalah kita ekspor tidak naik-naik dan impor tidak turun-turun jadi devisa banyak keluar,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×