kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebutuhan kantor cabang digeser layanan digital, jumlah kantor bank makin susut


Kamis, 14 Januari 2021 / 08:40 WIB
Kebutuhan kantor cabang digeser layanan digital, jumlah kantor bank makin susut


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 membuat operasional kantor cabang perbankan tidak maksimal. Hal ini tentunya sejalan dengan ketentuan protokol kesehatan termasuk kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diberlakukan oleh pemerintah. 

Bukan cuma itu, pandemi juga membuat sebagian besar nasabah perbankan beralih ke layanan digital misalnya mobile dan internet banking ataupun layanan e-channel lain seperti mesin ATM, CRM, ataupun EDC.

Sejatinya, digitalisasi perbankan memang sudah digalakkan oleh seluruh industri sejak beberapa tahun terakhir. Hal ini pun membuat jumlah kantor perbankan semakin menyusut. 

Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2020 jumlah kantor bank umum di Indonesia ada sebanyak 30.691 kantor. Jumlah itu menurun dibandingkan periode akhir 2019 yang mencapai 31.127 atau berkurang sebanyak 436 kantor. 

Baca Juga: Bank-bank kecil jadi incaran akuisisi investor lokal dan global

Hal itu terjadi hampir di seluruh jenis bank di Tanah Air. Ambil contoh bank pelat merah yang terdiri dari empat bank mencatat jumlah kantor sebanyak 17.356 kantor per Oktober 2020. Angka itu berkurang sebanyak 265 kantor dari periode Desember 2019.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) pun mengamini, selama tahun 2020 pihaknya memang mengurangi setidaknya 39 jaringan kantor. Hanya saja Direktur Layanan dan Jaringan BNI Ronny Venir mengungkap pihaknya juga menambah 10 kantor cabang di tahun lalu. 

Untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan bisnis di tahun 2021. Bank berlogo 46 ini berencana menambah atau merelokasi sebanyak 22 jaringan kantor lagi. Khususnya kantor setingkat kantor cabang pembantu (KCP) dan kantor kas. 

Sementara untuk penutupan kantor, Bank BNI berencana menutup sekitar 96 jaringan kantor. Bukan tanpa alasan, hal itu dilakukan guna menyesuaikan dengan perkembangan bisnis serta respons dari meningkatnya pergeseran transaksi nasabah ke electronic channel atau digital. "Adapun sampai saat ini jumlah jaringan kantor BNI tercatat sebanyak 2021 jaringan kantor/outlet," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (13/1).

Baca Juga: Pembiayaan sindikasi diperkirakan akan prospektif tahun ini

Sementara itu, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso Liem menilai walaupun teknologi digital perkembangannya sangat masif, masih terdapat layanan keuangan yang oleh perbankan belum bisa diganti secara digital. "Seperti (misalnya) pinjaman dalam jumlah besar. Ke depannya, BCA akan terus mengevaluasi kebutuhan masyarakat terkait kantor cabang BCA," jelasnya. 

Santoso tidak merinci berapa banyak kantor yang dibuka atau ditutup oleh BCA sepanjang tahun lalu. Pun, untuk tahun ini rencana tersebut juga belum bisa dipastikan. 

Namun, bank swasta terbesar di Indonesia ini mengatakan pihaknya memiliki 23 juta rekening nasabah dan memproses sekitar 33 juta transaksi setiap hari. Hal itu bisa dilakukan tentunya berkat dukungan oleh 1.249 kantor cabang dan 17.415 mesin ATM BCA yang tersebar di berbagai wilayah. 

Selain itu, di tengah pandemi Covid-19 BCA memang lebih mendorong nasabah untuk terus menggunakan layanan perbankan nirkantor. Antara lain menggunakan internet dan mobile banking. 

Baca Juga: Pemulihan ekonomi tahun ini jadi kunci pertumbuhan emiten perbankan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×