kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,44   -8,07   -0.86%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit mubazir bermuara di bank besar


Jumat, 23 September 2016 / 13:07 WIB
Kredit mubazir bermuara di bank besar


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Aksi pemerintah menggelontorkan berbagai stimulus belum berhasil mendongkrak penyaluran kredit perbankan. Buktinya, kredit menganggur alias undisbursed loan masih menumpuk hingga kuartal III-2016.

Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, kredit yang belum ditarik masih naik 4,31% menjadi Rp 1.245 triliun per Juli 2016 ketimbang tahun lalu (year on year/yoy). Yang menarik, bank besar merupakan bank yang paling banyak memiliki tumpukan undisbursed loan.

Bank kakap masuk kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) III dan IV berkontribusi sebesar 92,45% dari total undisbursed loan di industri perbankan. Gabungan kredit menganggur bank besar ini mencapai Rp 1.151,80 triliun (lihat tabel).

Selain itu, undisbursed loan BUKU III dan IV mencatatkan pertumbuhan tertinggi. Per Juli 2016, kredit menganggur BUKU III dan IV masing-masing naik sebesar 11,48% dan 13,32%.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan nilai undisbursed loan tertinggi dari seluruh bank yaitu Rp 161,09 triliun. Jumlah ini tumbuh sebesar 7,72% secara tahunan.

Masih tinggi

Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA mengatakan, tingginya undisbursed loan disebabkan sejumlah debitur mengembalikan kredit karena kebutuhan modal kerjanya berkurang drastis. “Ini terjadi di hampir semua sektor penyaluran kredit,” ujar Jahja kepada KONTAN, Rabu (21/9).

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan kenaikan kredit yang belum ditarik sebesar 8,66% menjadi Rp 13,65 triliun pada Juli 2016. Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan, mayoritas undisbursed loan merupakan kredit konstruksi.

“Karena realisasi kredit konstruksi bertahap sesuai kemajuan proyek,” ujar Iman. Faktor lain, permintaan pasar perumahan khususnya sektor menengah atas, masih belum terlalu kencang.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk juga mencatatkan kenaikan undisbursed loan tinggi. Per Juli 2016, kredit yang belum ditarik di bank ini melesat 22,54% menjadi Rp 32,19 triliun.

Tren kenaikan undisbursed loan diprediksi masih berlanjut hingga akhir tahun nanti karena nasabah masih berhati-hati dalam mencairkan plafon kredit. “Permintaan kredit masih lemah dan nasabah punya banyak pilihan bank mana yang menguntungkan secara harga kredit,” ujar Taswin Zakaria, Direktur Utama Maybank Indonesia.

Sedangkan, Jahja mengatakan, aliran dana repatriasi amnesti pajak akan menyebabkan likuiditas berlimpah.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×