kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Jasa Raharja berpeluang stagnan


Senin, 09 Mei 2016 / 11:36 WIB
Laba Jasa Raharja berpeluang stagnan


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Pencairan klaim atau uang santunan  di awal tahun yang tinggi membuat PT Jasa Raharja menghitung lagi proyeksi laba tahun ini. Jasa Raharja memperkirakan laba tahun ini bakal stagnan. Sekalipun perolehan premi meningkat, namun tren pembayaran uang santunan yang naik membebani laba.  

Budi Setyarso, Direktur Utama Jasa Raharja mengatakan, laba tahun ini berkisar Rp 2,6 triliun. Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu, target laba tersebut sama alias tidak bertumbuh.

Budi mengaku tidak ngoyo mengejar laba tahun ini.  Di kuartal I 2016 lalu, laba Jasa raharja telah mencapai 20% dari target setahun atau sekitar Rp 520 miliar.
Di sisi lain, uang santunan yang dibayar Jasa Raharja berpeluang lebih tinggi dari proyeksi. Sebab di kuartal satu lalu, klaim meningkat hingga 10%.

Klaim meningkat juga lantaran kenaikan uang santunan. Hingga Maret 2016, perusahaan asuransi sosial ini telah membayar uang santunan sekitar Rp 500 miliar. Uang santunan yang dibayar telah mencapai 22% dari proyeksi pembayaran setahun sebesar Rp 2 triliun.

Meski begitu, Budi belum dapat memastikan kenaikan klaim bakal dibayar sampai akhir tahun nanti. Ia mengatakan, sejauh ini pihaknya masih masih menganggarkan dana sebesar Rp 2 triliun untuk pembayaran santunan di tahun ini. Jumlah ini sama dengan tahun lalu.

Namun, pembayaran uang santunan berpeluang naik, sejalan dengan rencana Otoritas jasa Keuangan (OJK) menetapkan kenaikan uang santunan kecelakaan lalu lintas.
Sebagaimana diketahui, draft POJK merencanakan kenaikan santunan bagi korban meninggal dunia sebesar 60% menjadi Rp 40 juta.

Lalu, kenaikan biaya perawatan sebesar 100% menjadi Rp 20 juta. Plus, fasilitas hak korban yang membutuhkan perawatan untuk mendapat biaya ambulan maksimal sampai Rp 500.000. Terakhir, biaya pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) ditetapkan sampai Rp 1 juta.

Di periode pertengahan tahun ini, potensi pembayaran santunan bisa mengecil. Hal ini lantaran adanya momen Idul Fitri yang biasanya diwarnai oleh tradisi mudik yang dilakukan masyarakat.

Meski volume kendaraan yang turun ke jalan akan melonjak, namun secara historis tren angka kecelakaan lalu lintas justru bergerak ke arah sebaliknya. Dibanding bulan-bulan biasanya, tren kecelakaan saat mudik akan turun sampai 50%.

Selain soal laba, Budi menambahkan, di tahun ini Jasa Raharja juga mengagendakan sejumlah ekspansi. Fokusnya, penambahan kantor unit pelayanan yang tugas utamanya melayani korban kecelakaan lalu lintas.

Saat ini, dia bilang, Jasa Raharja sudah memiliki 200 kantor unit pelayanan yang tersebar di berbagai wilayah tingkat kabupaten di Indonesia. "Rencananya kami akan tambah lima kantor lagi di 2016 ini," ujar Budi.

Lokasi yang diincar adalah daerah-daerah rawan kecelakaan dan terpaut jarak sekitar 50 kilometer dari jaringan yang sudah dimiliki. Beberapa wilayah di luar Jawa menjadi incaran semisal di Papua dan Kalimantan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×