Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjaga perekonomian nasional yang terkena imbas pandemi Covid-19, pemerintah telah menggelontorkan sejumlah program pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui perbankan. Salah satu bank BUMN yang menjadi mitra penyalur program bantuan tersebut adalah Bank Mandiri.
Total jenderal pemerintah menempatkan dana PEN senilai Rp15 triliun di Bank Mandiri. Dana tersebut dikelola dan ditempatkan dalam bentuk deposito dengan tenor 110 hari dan suku bunga sebesar 2,84%.
Bank berlogo pita kuning emas itu selanjutnya menyalurkan dana PEN ke sektor riil padat karya serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sampai akhir tahun 2020 penyaluran kredit PEN dari Bank Mandiri mencapai Rp 66,6 triliun. Atau me-leverage empat kali lipat dari penempatan dana pemerintah.
"Bank Mandiri memanfaatkan momentum dalam upaya mendukung pemulihan ekonomi nasional. Antara lain melalui, aktivitas penyaluran kredit PEN sebesar Rp 66,6 triliun kepada lebih dari 268.000 debitur," terang Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR, baru-baru ini, mengutip rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (13/4).
Tepatnya PEN Bank Mandiri mengalir ke 268.859 debitur. Dari jumlah itu mayoritas untuk sektor UMKM, yakni 265.520 debitur senilai Rp 42 triliun. Sisanya ke non UMKM sebanyak 3.339 debitur dengan nilai Rp 24,6 triliun.
Dari sisi sektor usaha, dana sebesar itu dibagi-bagi kepada beberapa sektor. Nilai terbesar yakni Rp 23,4 triliun atau 35% ke sektor perdagangan Lalu Rp 16,5 triliun ataun 25% ke sektor pengolahan, Rp 8,5 triliun atau 13% kepada sektor pertanian dan kehutanan, Rp 4,5 triliun (7%) untuk sektor konstruksi dan sisanya Rp 13,7 (20%) triliun untuk sektor lain..
Dukungan perbankan dalam menyalurkan dana PEN ini sangat krusial. Imbas dari pandemi Covid-19, yang dilanjutkan dengan berbagai kebijakan pembatasan sosial, membuat roda bisnis sebagian besar sektor usaha menjadi terganggu. Tak bisa dihindarkan, dampaknya turut menekan industri perbankan nasional, lantaran cicilan kredit yang disalurkan juga tersendat.
Untuk mendukung pelaku usaha khususnya di segmen UMKM, Bank Mandiri mendukung program relaksasi dan restrukturisasi kredit. Sepanjang 2020, realisasi restrukturisasi kredit bagi terdampak COVID-19 di Bank Mandiri mencapai Rp 123,4 triliun kepada 543.758 debitur. Dari jumlah 62% di antaranya merupakan debitur UMKM atau setara Rp 33,9 triliun.
Sedangkan, restrukturisasi kepada non-UMKM mencapai Rp 89,6 triliun kepada 206.939 debitur. Oleh karena itu, posisi baki debit kredit restrukturisasi Bank Mandiri sampai akhir 2020 lalu sebesar Rp 93,3 triliun.
Masih demi menyangga ekonomi rakyat, Bank Mandiri menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) dan mendirikan UKM Center. Penyaluran KUR tahun 2020 menjangkau 276.818 debitur di seluruh Indonesia dengan total kredit Rp 24,76 triliun.
. .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News