kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Restrukturisasi kredit 17.000 debitur, BBTN revisi target kredit tahun ini


Minggu, 12 April 2020 / 14:57 WIB
Restrukturisasi kredit 17.000 debitur, BBTN revisi target kredit tahun ini
ILUSTRASI. Kunjungan Direksi Bank Tabungan Negara (BTN): Direktur Utama PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) Pahala N Mansury (dua kanan) bersama dari kiri: Corporate Secretary Achmad Chaerul, Direktur Hirwandi Jafar dan Direktur Nixon L.P Napitupulu saat b


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyebut telah melakukan restrukurisasi kredit kepada lebih dari 17.000 debiturnya hingga pekan ini.

Jumlah ini berpotensi bertambah mengingat debitur yang mengajukan restrukturisasi kredit ke bank dengan kode saham BBTN ini mencapai puluhan ribu. Permohonan restrukturisasi itu diajukan secara daring (online).

“Sudah ada 17.000 lebih debitur yang pinjamannya sudah BTN lakukan restrukturisasi. Yang mengajukan permohonan restrukturisasi angkanya puluhan ribu,” ujar Nixon L.P. Napitulu, Direktur Finansial, Perencanaan, & Treasuri BTN dalam keterangan tertulis, Minggu (12/4).

Manajeman BBTN kini ini terus melakukan  klasifikasi atas  permohonan restrukturisasi dari nasabah yang terdampak situasi pandemi corona atau Covid-19.

Kata Nixon, BTN memiliki hampir dua juta debitur dengan saldo pokok dari plafon pinjaman (baki debet) lebih dari Rp 250 triliun. Adapun, belasan ribu permohonan restrukturisasi ke BBTN mencatatkan total baki debet sekitar Rp 2,7 triliun.

“Jumlah tersebut mencakup debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi dan keseluruhannya di bawah Rp 10 miliar sesuai ketentuan OJK,” ujar Nixon.

Menurut Nixon, permohonan restrukturisasi diajukan oleh debitur melalui restrukturisasi daring yang disiapkan BBTN.  Dengan begitu, debitur BTN yang mengajukan permohonan restrukturisasi tidak harus datang ke kantor cabang tempat mereka mengajukan kredit. Mereka bisa melakukan permintaan restrukturisasi kredit melalui www.rumahmurahbtn.co.id.

Setelah terbitnya POJK tentang relaksasi kredit bagi debitur terdampak Covid-19, BTN telah memberikan kebijakan restrukturisasi kredit bagi debitur yang kreditnya dibiayai BTN dan terdampak virus corona sehingga terganggu kemampuan bayarnya,” ujarnya.

Namun, Nixon menegaskan tidak semua debitur dapat menikmati kebijakan tersebut. Hal tersebut sesuai arahan pemerintah di mana hanya diberlakukan bagi debitur yang benar-benar terdampak Covid-19.

"Oleh karena itu bank perlu melakukan klasifikasi dan kami sudah lakukan itu," katanya.

Revisi target kredit

Lantaran pandemi corona  (Covid-19) ini, Nixon mengaku, BTN juga merevisi target pertumbuhan kredit di 2020. Untuk kredit pemilikan rumah (KPR) nonsubsidi dan komersial, perseroan merevisi pertumbuhan kredit menjadi kisaran 0-3 persen.

Kemudian, untuk KPR subsidi, BTN memproyeksi pertumbuhan di segmen tersebut berada pada kisaran 6 persen-8 persen. Proyeksi itu juga bergantung pada periode berakhirnya COVID-19. Namun, perseroan masih optimistis tetap bisa meraih laba sekitar Rp 2 triliun di tahun ini.

"Dalam kondisi seperti saat ini perseroan lebih memilih langkah untuk peningkatan efisiensi, memperkuat cadangan dan likuiditas agar tetap bertahan," kata Nixon.

Untuk menjaga likuiditas, BTN mengaku berhati-hati dalam menjaga likuiditas. Yakni dengan memastikan cadangan dana tetap aman sekaligus meningkatkan pendapatan komisi melalui transaksi treasuri.

Nixon mengungkapkan, untuk dana treasuri, BTN  menganggarkan dana sekitar Rp 20 triliun. "Dana tersebut juga merupakan cadangan likuiditas perseroan. Kondisi normal biasanya kita anggarkan sekitar Rp 13 triliun dan saat ini likuiditas kita tingkatkan sekitar 30 persen," kata Nixon.

Adapun terkait kredit, di beberapa daerah yang aman dari penyebaran Covid-19, penyaluran kredit masih tetap berjalan. Namun, secara nasional permintaan kredit baru mengalami penurunan karena daerah penyerapan kredit hampir semua terdampak virus tersebut.

"Kami harapkan kondisi ini cepat selesai agar ekonomi dapat kembali berjalan normal. BTN juga berharap  dapat kembali melanjutkan Program Sejuta Rumah bagi masyarakat Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×