kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,82   6,22   0.63%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun ini, perbankan dihadapkan pada risiko pengetatan likuiditas valas


Minggu, 20 Mei 2018 / 12:30 WIB
Tahun ini, perbankan dihadapkan pada risiko pengetatan likuiditas valas
ILUSTRASI. Uang dollar AS


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas valas perbankan pada awal 2018 ini mengetat. Hal ini ditunjukkan dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2018.

Likuiditas valas perbankan ini dapat dilihat dari indikator loan to deposit (LDR) valas. LDR valas industri perbankan pada kuartal 1 2018 tercatat Rp 95,08% atau naik 879bps secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode sama sebelumnya 86,29%.

Kenaikan rasio LDR valas ini menunjukkan bahwa likuditas valas sedang dalam keadaan ketat. Ketatnya likuiditas valas ini disebabkan karena pertumbuhan kredit valas bank mencapai 9,61% sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) valas turun 0,5%.

Turunnya DPK valas ini akibat giro dan tabungan valas menyusut masing-masing 1,3% dan 6,8% secara yoy. Sedangkan bank yang berkontribusi terhadap pengetatan likuiditas valas ini adalah bank menengah kecil.

Bank kelompok BUKU III, II, dan I merupakan tiga bank yang berkontribusi terhadap mengetatnya likuiditas valas perbankan. Bank BUKU III mencatat LDR valas sebesar 111%. Sedangkan BUKU II dan I masing-masing 114% dan 100%.

Angka LDR valas bank menengah kecil ini di atas rata-rata industri perbankan sebesar 95%. Untuk bank besar kelompok BUKU IV tercatat mempunyai LDR valas di bawah industri atau tidak terlalu ketat sebesar 80,47%.

Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia (BI) dalam konferensi pers rapat dewan gubernur (RDG) Kamis (17/5) lalu mengakui bahwa likuiditas dollar mengetat.

Untuk itu, BI memastikan likuditas valas bisa mencukupi. "Kami akan menjaga dengan mekanisme operasi pasar dan makroprudensial," kata Agus.

Aviliani Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas juga memproyeksi likuiditas valas akan mengetat. "Harus ada keseimbangkan antara permintaan dan penawaran dollar," kata Avi, ketika ditemui setelah acara perpisahan Gubernur BI Agus Martowardojo, Jumat (18/5).

Mengetatnya likuiditas valas ini, menurut Avi, disebabkan karena banyak investor asing keluar dari pasar. Selain itu, kebutuhan dollar juga makin naik didorong impor yang lebih tinggi.

Andri Asmoro, Ekonom Senior Bank Mandiri bilang mengetatnya likuiditas valas ini karena rupiah yang terus melemah. Ekonom Bank Mandiri ini memproyeksi kondisi ini akan berlangsung hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×