kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aset bank syariah mampu tumbuh tinggi


Senin, 19 Juni 2017 / 07:36 WIB
Aset bank syariah mampu tumbuh tinggi


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Perbankan syariah terus berupaya membesarkan diri. Di tengah perlambatan pertumbuhan industri perbankan, bank syariah diprediksikan mampu melalui tahun ini dengan pertumbuhan dobel digit.

Catatan Otoritas Jasa Keuangan ( OJK), aset perbankan syariah mencapai Rp 372,28 triliun per April 2017. Aset ini tumbuh 22,69% secara tahunan atau tumbuh tertinggi sejak 2014 (lihat tabel).

Pertumbuhan aset tertinggi terjadi pada bank umum syariah (BUS) sebesar 23,39% per April 2017. Sedangkan unit usaha syariah (UUS) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) masing-masing sebesar 21,98% dan 16,42%.

Dari sisi pembiayaan, bank syariah menyalurkan Rp 259,47 triliun atau tumbuh 17,70%. Angka ini dua kali lipat ketimbang industri perbankan yang tumbuh 9,4%.

Tak cuma itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh lebih tinggi atau sebesar 24,78% di April 2017. Tapi, bank syariah menghadapi kenaikan rasio pembiayaan bermasalah (NPF). Per April, NPF gross mencapai 4,43%, naik dari 4,15% di akhir 2016.

Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ahmad Sukro memprediksi, perbankan syariah sanggup membukukan pertumbuhan aset sebesar 14%-15% hingga akhir 2017. "Momentum pertumbuhan syariah belum hilang meski NPF tinggi," ujar Sukro, akhir pekan lalu.

Sukro bilang, OJK meminta bank syariah menambah pencadangan dan mendongkrak pembiayaan berkualitas agar untuk menekan NPF. OJK pun mengkaji insentif agar bank syariah terus tumbuh. "OJK usulkan ada potongan tarif IPO untuk lembaga keuangan syariah," kata Fadilah Kartikasasi, Direktur Pasar Modal Syariah OJK.

OJK mendorong bank untuk mempercepat proses spin off dan memperkuat modal lewat penerbitan sukuk, penawaran saham perdana (IPO) dan mencari investor strategis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×