kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ASF incar pendanaan dari Taiwan US$ 300 juta


Senin, 29 Mei 2017 / 19:07 WIB
ASF incar pendanaan dari Taiwan US$ 300 juta


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Astra Sedaya Finance alias ASF bersemangat mencari sumber pendanaan dari luar negeri. Saat ini perusahaan pembiayaan yang menjadi bagian dari Astra Credit Company ini sedang menjajaki pinjaman dari Taiwan.

Direktur ASF Samuel Manasseh menyebut, pihaknya sudah melakukan roadshow ke negara tersebut untuk mencari potensi pendaan. ASF menargetkan bisa mendapatkan pinjaman sampai US$ 300 juta.

Menurut dia, pihaknya memang cukup rutin mencari pinjaman dari luar negeri. Rata-rata porsi pinjaman dari luar negeri bisa mencapai separuh dari portofolio pendanaan ASF tiap tahun.

Samuel bilang ada beberapa hal yang mendorong potensi pencarian dana dari luar negeri. Di antaranya adalah kondisi ekonomi China yang masih belum pulih. Sehingga kreditur makin rajin mencari peluang bisnis di negara lain yang punya potensi cukup besar seperti di Indonesia.

Selain itu, biaya kontrak pertukaran pokok dan suku bunga untuk dua mata uang yang berbeda selama suatu periode atau currency swap pun cenderung menurun. "Sehingga dari sisi biaya tentunya jadi lebih ringan," kata dia beberapa waktu lalu.

Tingginya currency swap di tahun lalu diakui Samuel ikut mempengaruhi strategi pendanaan ASF. Karena mahal, ASF lebih fokus untuk mencari sumber dana dari dalam negeri pada 2016 kemarin.

Dus, porsi pendanaan dari dalam negeri di tahun lalu disebutnya meningkat jadi 55%. Nah dengan berbagai faktor pendukung yang ada pada saat ini, ia optimistis besaran pendanaan dari dalam dan luar negeri pada tahun ini bisa kembali seimbang.

Sebagai catatan, dia menyebut kebutuhan dana ASF di tahun ini berada di kisaran Rp 17 triliun sampai Rp 20 triliun. "Kalau untuk pendanaan dalam negeri kami masih mengandalkan dari penerbitan obligasi," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×