kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,31   5,71   0.57%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank mulai injak rem di kredit valas


Selasa, 14 Agustus 2018 / 11:05 WIB
Bank mulai injak rem di kredit valas


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang Garuda kian tertekan akibat krisis di Turki. Kondisi ini berdampak ke banyak sektor. Termasuk ke sektor perbankan.

Salah satunya yang menjadi perhatian bankir adalah penyaluran kredit valuta asing (valas). Banyak bank yang mulai meningkatkan manajemen risiko kredit valas.

Sebagai salah satu cara untuk tidak terjerembab dalam kredit macet, bank pun mengerem pengucuran kredit valas. Budi Satria, Sekretaris Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menyebutkan bank pelat merah menerapkan strategi konservatif terkait pinjaman valas. "Untuk meminimalisasi risiko kredit valas, kami secara rutin melakukan stress test," kata Budi.

Menurut Budi, risiko kredit valas antar bank BUMN tidak sama. Risiko terbesar terjadi pada bank dengan jumlah paparan kredit valas yang cukup besar. Ia mengatakan kredit industri dan manufaktur merupakan sektor dengan jumlah kredit valas cukup besar.

Debitur sudah paham

Kalangan bankir memang kudu hati-hati dalam mengucurkan kredit valas. Namun menurut Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, sebenarnya para debitur valas mempunyai hitungan yang bagus dalam menjalankan bisnisnya.

Menurut dia, kalangan debitur bisa dikatakan sudah siap menghadapi gejolak rupiah yang sudah terjadi dari awal tahun lalu. "Para debitur valas kami harusnya sudah mempunyai berbagai mitigasi, sehingga dengan gejolak kurs tidak bermasalah dari sudut risiko kredit," kata Parwati.

Namun memang, menurut Parwati, yang harus diwaspadai bank dengan adanya gejolak kurs ini adalah sektor yang mempunyai biaya yang punya eksposur gejolak kurs, seperti bahan baku. Menurut Parwati, selama masih bisa dijaga secara risiko maka kredit valas bisa berjalan normal.

Sementara Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan Bank Central Asia (BCA), bilang, per Juni 2018 NPL kredit valas di BCA 1,1%. "Kredit valas hanya sekitar 7% dari total kredit yang diberikan ke perusahaan yang memiliki pendapatan utama valas," kata Jan.

Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur Bank Mayapada juga bilang saat ini kredit valas masih relatif kecil. "Sehingga sejauh ini tidak ada NPL," kata Haryono.

Batara Sianturi, Presiden Direktur Citibank Indonesia bilang masih ikut mengelontorkan kredit valas. Namun beberapa ada dalam bentuk sindikasi. Untuk permintaan kredit valas diproyeksi tidak akan terlalu banyak berubah dari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×