kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.368   42,00   0,26%
  • IDX 7.666   122,17   1,62%
  • KOMPAS100 1.060   12,58   1,20%
  • LQ45 804   9,00   1,13%
  • ISSI 254   2,32   0,92%
  • IDX30 416   4,88   1,19%
  • IDXHIDIV20 477   5,10   1,08%
  • IDX80 120   1,35   1,14%
  • IDXV30 123   1,51   1,24%
  • IDXQ30 132   1,09   0,83%

Bank syariah genjot pertumbuhan DPK di 2017


Senin, 30 Januari 2017 / 18:06 WIB
Bank syariah genjot pertumbuhan DPK di 2017


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Industri perbankan terus berupaya meningkatkan perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK). Tercatat, berdasarkan Statistik Perbankan Syariah (SPS) yang dilansir oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada bulan November 2016, DPK Bank Syariah tumbuh 22,6% menjadi Rp 270,48 triliun dibandingkan perolehan bulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 220,63 triliun.

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) misalnya, meluncurkan produk prioritas guna menjaring DPK. Direktur Konsumer dan Ritel Purnomo B. Soetadi menyebut, lewat produk ini pihaknya dapat paling tidak meningkatkan perolehan DPK sebesar 17% di tahun 2017.

Asal tahu saja, berdasarkan laporan keuangan bulanan per Desember 2016, bank syariah pertama di Indonesia ini menghimpun DPK sebesar Rp 43,91 triliun. Adapun perolehan dana tersebut turun sebesar 2,56% dibanding akhir tahun 2015 yang mencapai Rp 45,07 triliun.

Artinya, jika memakai asumsi perolehan DPK pada akhir tahun lalu, Bank Muamalat menarget perolehan DPK sebesar Rp 51,38 triliun pada akhir tahun ini. "Kita akan perbanyak nasabah individu hingga menjadi 45% dan sisanya korporasi," ujar Purnomo, Senin (30/1). 

Adapun untuk nasabah prioritas, Mualamat akan terlebih dahulu menyasar nasabah yang sudah ada. Asal tahu saja, dari total nasabah Bank Muamalat yang berjumlah 4 juta orang, sekitar 750.000 nasabah layak untuk menjadi nasabah prioritas. "Sejak soft launching Oktober 2016 lalu, sudah ada 75 nasabah yang jadi prioritas, kita akan incar nasabah yang sudah ada," pukas Purnomo.

Sementara itu, Bank Syariah terbesar di Indonesia PT Bank Syariah Mandiri (BSM) menyebut untuk tahun 2017 pihaknya akan tetap fokus pada dana murah alias giro dan tabungan untuk menggenjot pertumbuhan DPK. SEVP Finance and Strategy BSM, Ade Cahyo mengatakan, pihaknya mengharapkan minimal pertumbuhan CASA sebesar 12,5% pada tahun 2017.

"Fokus strategi pertumbuhan DPK khususnya tabungan antara lain dengan melakukan penetrasi lebih dalam kepada tabungan mabrur BSM yaitu tabungan haji atau umroh sedangkan giro (BSM) fokus kepada pertumbuhan melalui Islamic Sector Solution," ujar Ade.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×