kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir Mandiri kuasai direksi bank BUMN, ini strategi BMRI tak kekurangan talent


Kamis, 10 September 2020 / 18:16 WIB
Bankir Mandiri kuasai direksi bank BUMN, ini strategi BMRI tak kekurangan talent
ILUSTRASI. The Bank Mandiri logo is seen on the top of an office tower in Jakarta, Indonesia September 8, 2017. REUTERS/Darren Whiteside


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sebaran bankir PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kini merata, bahkan menguasai bank-bank milik negara alias bank BUMN. Sebut saja, orang nomer satu di bank yang terkumpul di himpunan bank-bank milik negara alias Himbara. Semuanya dikuasai oleh bankir dari Bank Mandiri.

PT Bank Negara Indonesia Tbk(BBNI) yang baru saja menggelar RUPSLB, menempatkan Royke Tumilaar dari Direktur Utama Bank Mandiri ke orang nomer satu di BBNI.

Tak sendirian, Royke bahkan mengajak empat bankir Mandiri lainnya yakni Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Silvano Rumantir, Senior Executive Vice President Wholesale Risk Bank Mandiri David Pirzada, Senior Vice President SME Banking Muhammad Iqbal, dan Senior Vice President Strategy & Performance Management Bank Mandiri Novita Widya Anggraini ke Bank BNI (BBNI).

Lalu ada Dirut Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang juga dikuasai eks bankir Bank Mandiri Sunarso.  Ada Pahala Nugraha Mansury, Dirut PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang juga dari Bank Mandiri. Jika banyak bankir senior Bank Mandiri pindah, lantas bagaimana kendali BMRI ke depan?

 Direktur Kepatuhan dan SDM PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Agus Dwi Handaya memastikan bahwa Bank Mandiri tak akan kekurangan talent bankir terbaiknya. "Sekarang memang banyak talent kami keluar (bekerja di BUMN lain), tapi dari awal kami sudah siapkan suksesornya sebagai pengganti. Jadi setiap posisi sudah disiapkan 3-5 orang untuk menjadi suksesor," ujar Agus

Upaya ini dilakukan Bank Mandiri jauh-jauh hari, seiring transformasi bisnis yang dilakukan bank milik negara ini. Ada empat strategi kunci dalam meningkatkan  dan menjaga kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM).

Model pengembangan SDM Bank Mandiri menyesuaikan perkembangan di era revolusi industri 4.0 “Bank Mandiri menerapkan empat strategi untuk mendidik  talenta-talenta yang ada agar menjadi figur yang mumpuni dan berkompetensi,” kata Agus dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (10/9)

Strategi pertama adalah dorongan natural agar SDM Bank Mandiri terbiasa menghadapi perubahan. Dorongan ini muncul sejak Bank Mandiri berdiri sebagai hasil merger dari empat bank, pada 2 Oktober 1998.

Pendirian Bank Mandiri sebagai universal banking membuat perseroan terus melakukan transformasi.  "Kondisi ini secara natural mendorong mindset Mandirian untuk terbuka dan terbiasa dengan perubahan, selalu berusaha mengadopsi best practices dibidangnya, bahkan berinovasi melahirkan future practices," ujar Agus.

Kedua  disiplin. Kata Agus, Bank Mandiri secara disiplin melakukan dan menilai performa pekerja, yakni secara ketat menerapkan sistem manajemen performa (Performance Management System) karyawannya dengan berbasiskan penilaian  Key Performance Indicator (KPI). Hal ini mendorong pegawai Bank Mandiri untuk memiliki jiwa kompetisi tinggi.

Ketiga, budaya kerja dan kepemimpinan yang kuat jugamenjadi strategi Bank Mandiri  sehingga tidak kekurangan talenta-talenta terbaik. Hal inilah yang menyebabkan pekerja Bank Mandiri selalu berusaha keluar dari zona nyamannya, dan responsif menghadapi perubahan yang cepat terjadi.

"Di Mandiri sangat popular jargon:  tidak ada yang tidak bisa dilakukan Mandirian, hanya menghidupkan orang mati yang tidak bisa,” ujar Agung.

Jargon lain adalah Kapal sudah dibakar, pilihannya mati atau maju dan menang serta  eksekusi, eksekusi, eksekusi.

Terakhir, kuatnya penerapan praktik tata kelola korporasi atau Good Corporate Governance (GCG) di seluruh lini kerja Bank Mandiri. Penerapan GCG yang kuat di Bank Mandiri tak terlepas dari hasil introspeksi perseroan dari pengalaman mereka di masa-masa awal terbentuk. "Melalui proses refleksi, permasalahan-permasalahan tersebut kemudian membangkitkan dan membangun awareness organisasi Bank Mandiri dan Mandirian," tuturnya.

Keempat hal itu yang menjadi dasar Bank Mandiri melakukan adaptasi dan pemenuhan kebutuhan di era revolusi industri 4.0.

Kata Agus, BMRI menyusun IT dan Digital Roadmap Capability untuk menjawab cepatnya perubahan kebutuhan industri. Sejumlah program akselerasi dilakukan demi menjaga dan meningkatkan kapabilitas pekerjanya di era kemajuan teknologi.

Antara lain memperbanyak penyaluran beasiswa bidang IT dan Digital bagi pekerjanya, hingga kerjasama dengan Apple Academy dan sejumlah perusahaan digital internasional. "Kami juga melakukan pengembangan talent dengan basis daily activity. Saat ini kami sedang mengembangkan super-apps dengan pendekatan agile team,” ujar dia.

Menurutnya,  model ini sangat baik karena disamping percepatan pengembangan apps lebih baik, juga bisa membekali talent kami. “Ini akan menjadi sarana talent kami untuk bisa learning by doing di bidang digital," ujar Agus.

Dengan strategi tersebut, Bank Mandiri yakin tak akan kekurangan talenta-talenta terbaik di masa depan. Apalagi sudah sejak lama Bank Mandiri menerapkan sistem suksesi di setiap lini usaha perseroan.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×