kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkat restrukturisasi dan mitigasi, NPL KPR berhasil terjaga di level rendah


Rabu, 24 Maret 2021 / 19:27 WIB
Berkat restrukturisasi dan mitigasi, NPL KPR berhasil terjaga di level rendah
ILUSTRASI. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan kredit properti yang melambat di tengah pandemi Covid-19 tidak serta merta membuat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) meningkat. Malah, berdasarkan data Bank Indonesia posisi NPL properti mampu dijaga stabil. Tercatat per Januari 2021 NPL properti ada di level 2,86%, turun tipis dari tahun sebelumnya 2,88%. 

Posisi tersebut sudah jauh menurun dari level tertinggi di bulan Juli 2020 sebesar 3,49%. Bila dirinci, NPL kredit properti paling tinggi disumbang oleh kredit ruko/rukan sebesar 4,77%. Sementara untuk kredit pemilikan rumah (KPR) rumah tapak masih terjaga di level 2,63%. Menurun dari periode setahun sebelumnya sebesar 2,75%. 

Beberapa bank yang dihubungi Kontan.co.id mengatakan laju NPL KPR memang masih sangat terjaga berkat upaya mitigasi risiko bank yang lebih ketat. Hal itu juga diperkuat lagi dengan diberikannya beberapa stimulus oleh regulator dan pemerintah di sektor properti. 

Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan menjelaskan, untuk tahun ini NPL KPR sudah pasti akan melandai atau terjaga rendah. Hal itu disebabkan masih berlakunya keringanan restrukturisasi kredit lewat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Baca Juga: OJK sebut restrukturisasi kredit semakin melandai, ini jumlahnya

"Tapi akan tergantung dari skema dan kriteria nasabah yang bisa menerima stimulus tersebut. Setiap bank bisa berbeda," ujarnya, Rabu (24/3). 

Lani membeberkan, hingga posisi Februari 2021 tingkat NPL KPR ada di level 2,4%. NPL tersebut merata di hampir seluruh tipe KPR CIMB Niaga posisinya relatif stabil bila dibandingkan dengan akhir 2020 lalu. 

"Rasionalnya, jika tidak ada stimulus pasti (NPL) lebih tinggi," imbuh Lani. 

Ke depannya, Lani memandang kondisinya masih tergantung dari seberapa cepat kegiatan ekonomi dan usaha kembali normal ke periode sebelum pandemi. 

Sebelumnya, Mortgage & Secured Loan Business Head CIMB Niaga, Heintje Mogi mengakui kecenderungan gagal bayar KPR meningkat tahun lalu akibat pandemi. Para debitur KPR segmen milenial banyak yang menjadi korban yang dirumahkan atau PHK, terutama mereka yang bekerja di sektor-sektor yang terdampak paling dalam seperti pariwisata.

Akibat keadaan itu, perseroan menjadi lebih cermat dan melakukan beberapa pengetatan kebijakan kepada debitur dalam menyalurkan kredit agar tidak berubah menjadi kredit macet di kemudian hari. Selain itu, perusahaan juga tahun ini mencadangkan untuk mengantisipasi kredit macet yang berubah menjadi NPL. 

"Tahun 2021 ini kami mencadangkan jauh lebih baik, tahun lalu Rp 7,4 triliun dan kita harus tumbuh lebih baik. Kalau NPL kita jelek, kredit kita persulit, karena managemen minta kita tahun ini harus tumbuh lebih baik dari tahun 2020," katanya belum lama ini. 

Sementara itu, Direktur Consumer and Commercial Lending PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Hirwandi Gafar mengatakan sampai dengan Februari 2021 posisi NPL KPR ssecara total masih di bawah 2%. "Bahkan untuk NPL KPR subsidi berada di bawah 1%," jelasnya singkat. 

Posisi itu praktis sudah jauh membaik dari periode akhir 2020 lalu yang secara total kredit perumahan BTN membukukan NPL 4,11%. Kemudian bila dirinci, untuk KPR non subsidi mencatatkan NPL 3,58% turun dari tahun 2019 yang sebesar 3,92%. Sedangkan posisi NPL KPR subsidi mampu dijaga rendah pada kiasaran 1,01% akhir tahun lalu. 

Baca Juga: BTN prediksi sekitar 6% kredit restrukturisasi Covid-19 berpotensi jadi NPL

Adapun, di tahun 2021 Bank BTN berencana menekan NPL keseluruhan ke level 3,5%. Jauh lebih rendah dari realisasi periode tahun 2020 lalu yang mencapai 4,37%. 

Direktur Remedial and Wholesale Risk BTN Elisabeth Novie Riswanti mengatakan, strategi menekan NPL dilakukan melalui dua hal, yakni perbaikan manajemen collection dan penjualan aset. 

"Kita melakukan monitoring collection, memperbaiki proses restrukturisasi, kita juga akan melakukan optimalisasi e-call," ujarnya.

Selain itu, BTN juga akan memperkuat memperkuat upaya hukum dalam pengelolaan NPL. Misalnya somasi terhadap debitur yang macet dan memperkuat collection terhadap debitur yang menunggak pembayaran.

Selanjutnya: Permintaan dari Pelaku Usaha Membaik, Penyaluran Kredit Kuartal I-2021 Bakal Positif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×