kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,25   -3,11   -0.33%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis asuransi marine hull masih bisa bangkit 10% tahun ini


Minggu, 14 Januari 2018 / 17:32 WIB
Bisnis asuransi marine hull masih bisa bangkit 10% tahun ini
ILUSTRASI. Kapal kargo


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati tren bisnis asuransi marine hull belum mencatatkan kinerja apik, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) masih cukup yakin bisnis pengangkutan kapal tersebut masih bisa tumbuh di kisaran 10% tahun ini.

Merujuk data yang dipublikasikan oleh AAUI sampai kuartal ketiga 2017, premi asuransi marine hull masih turun 0,4% ke posisi Rp 1,16 triliun. Sementara, beban klaim meningkat tajam sebesar 30,2% ke posisi Rp 930 miliar sampai September 2017. Dengan begitu, loss ratio-pun melonjak dari posisi kuartal tiga 2016 sebesar 61,4% menjadi 80,1% hingga kuartal tiga 2017.

Direktur Eksekutif AAUI Achmad Sudiyar Dalimunthe mengakui, pertumbuhan bisnis marine hull sangat sejalan dengan laju perekonomian dalam negeri. Maklum saja, pergerakan ekonomi yang masih flat juga sangat terkait belum bergairahnya bisnis marine hull.

Namun, ia masih optimistis laporan akhir di kuartal empat 2017 nanti, asuransi marine hull masih bisa mencatatkan kinerja positif. Pun demikian dengan tahun ini, Achmad memproyeksi marine hull bisa tumbuh di kisaran 10% dengan asumsi jika peningkatan pembuatan dan pengadaan kapal-kapal di Indonesia sesuai rencana.

Katalis lain yang mampu mendongkrak pengangkutan kapal yakni dari industri galangan kapal di Indonesia masih sangat besar dengan memanfaatkan berbagai pasar kemaritiman. Pemerintah telah memberikan berbagai insentif fiskal untuk industri galangan kapal nasional.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga mendorong pengembangan industri galangan kapal di dalam negeri karena berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut data Kemenperin, ada 250 perusahaan dengan kapasitas produksi sebesar 1 juta Dead Weight Tonnage (DWT) per tahun untuk membangun kapal baru dan mampu mencapai 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.

Lalu, lanjut Achmad, Kementerian Perhubungan mengubah pola tol laut dari sekadar trayek menjadi pengumpul dan pengumpan di 2018. Konsekuensinya jumlah trayek tol laut jadi bertambah dari saat ini 13 trayek menjadi 18 trayek tol laut pada tahun 2018. Dengan diperbanyaknya tol laut tersebut diharapkan dapat meningkatkan kebutuhan kapal untuk mengisi rute-rute yang ditetapkan pemerintah.

"Sehingga, dengan katalis tersebut akan mampu mendongkrak kinerja marine hull di tahun ini," ujar Achmad kepada Kontan.co.id, akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×