Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh industri financial technology (fintech) berbasis peer to peer lending terus berkembang pesat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pembiayaan diramal bisa menyentuh Rp 15 triliun sampai akhir tahun ini.
Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK Hendrikus Passagi mengatakan, sampai April 2018 jumlah pembiayaan sudah menyentuh Rp 5,5 triliun dan diperkirakan akhir Mei ini telah mencapai di atas Rp 6 triliun.
"Sampai akhir tahun kami proyeksikan kenaikan dua kali lipat dari saat ini, antisipasi bisa sampai Rp 15 triliun," ujar Hendrikus di Jakarta, Senin (4/6).
Adapun sampai empat bulan pertama ini, industri fintech lending sudah melayani 1,5 juta penduduk Indonesia yang tersebar di 34 provinsi. Jumlah tersebut juga terus diperkirakan meningkat di akhir Mei bisa menyentuh 2 juta penduduk yang dilayani oleh fintech lending.
Saat ini OJK pun terus mendorong pelaku fintech lending untuk memperluas jaringan ke luar pulau jawa. Hal ini sebagai strategi regulator agar bisa mengenalkan industri ini di pelosok-pelosok Indonesia di samping akan turut meningkatkan inklusi keuangan.
"Saat ini pinjaman terendah bisa Rp 5.000 untuk UMKM secara online. Apakah ini benar-benar inklusif? Iya saya katakan, industri mana yang siap memberi pinjaman serendah itu apalagi biaya operasionalnya mahal," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News