kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,78   -1,52   -0.17%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

MasterCard tertarik luncurkan layanan money mobile di Indonesia


Kamis, 29 September 2011 / 17:28 WIB
MasterCard tertarik luncurkan layanan money mobile di Indonesia


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Setelah Afrika dan Amerika Selatan, MasterCard berencana memperkenalkan layanan money mobile ke wilayah Asia Pasifik, khususnya ke Indonesia. Hal ini lantaran potensi pasar Indonesia cukup besar terutama dari segi jumlah penduduk. Pendekatan pun sudah dilakukan dengan Bank Indonesia (BI), perbankan, serta perusahaan operator telekomunikasi.

"BI sangat supportive. Mereka terus mengikuti perkembangan. Kalau bank sentral mengizinkan, perbankan dan operator telekomunikasi siap, bisa segera diimplementasikan," ujar Vice President & Senior Country Manager Indonesia MasterCard Worldwide Vadyo Munaan, Kamis (29/9).

Layanan money mobile memungkinkan konsumen dan penjual melakukan transaksi jual-beli melalui telepon seluler masing-masing. Hal ini bisa dilakukan dengan ditanamkannya semacam pelat nomor akun virtual MasterCard di dalam ponsel. Penjual dan pembeli cukup mendekatkan ponsel masing-masing saat transaksi dilakukan. Adapun dana untuk transaksi dialirkan dari wallet operator yang disediakan operator telekomunikasi atau rekening bank para pengguna.

Jadi teknologi ini tidak memerlukan piranti Electronic Data Capture (EDC) alias alat gesek kartu lagi. Kendati tak menyebut angka Vadyo mengklaim, biaya transaksi elektronik pun akan lebih hemat dibandingkan dengan teknologi yang ada sekarang.

Group Head of Emerging Payments for Asia/Pasific, Middle East, Africa MasterCard Worldwide Phillip Yen mengungkapkan, pembicaraan dengan bank-bank sentral di kawasan Asia Pasifik mengenai teknologi ini sudah dilakukan sejak sekitar 10 tahun terakhir.

"Namun, diskusi intensifnya baru dalam dua tahun terakhir," kata Philip. Ia menambahkan layanan mobile payment sudah diluncurkan di Kenya sekitar sebulan lalu sementara di Amerika Selatan enam bulan lalu. Menurutnya, Indonesia cukup potensial sebagai pangsa pasar berikutnya lantaran besarnya jumlah pengguna telepon seluler dan konsumen mobile.

Survei AC Nielsen pada Mei 2011 menyebutkan persentase pengguna ponsel di Indonesia meningkat menjadi 23% dari 53% dalam empat tahun. Jika merujuk data sensus terakhir, dari 238 juta penduduk, pengguna ponsel berjumlah 125 juta orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×