Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut kenaikan suku bunga belum berdampak langsung terhadap pertumbuhan kredit perbankan. Pasalnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebut saat ini peluang bisnis masih cukup lebar untuk menopang kenaikan kredit.
Kendati Bank Indonesia (BI) sudah dua kali menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (7DRR) pada bulan Mei 2018 menjadi 4,75%. Wimboh menyebut hal tersebut tidak secara instan direspons oleh bank lewat kebijakan kenaikan suku bunga kredit.
"Kalau ada (kenaikan suku bunga acuan) belum tentu responsnya satu lawan satu. Kalau BI rate naik 25 basis poin (bps) belum tentu bunga kredit naik 25 bps juga," ujarnya di Jakarta, Jumat (22/6).
Dus, meski BI rate diproyeksikan akan naik kembali pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) mendatang, Wimboh menilai hal tersebut tak mempengaruhi tingkat penyaluran kredit perbankan.
Artinya, akhir tahun OJK masih memproyeksi kredit dapat tumbuh di kisaran 10% sampai 12%. Adapun, pada akhir Juni 2018 ini OJK memperkirakan kredit masih tumbuh di atas 8% mendekati 9%. Dalam upayanya mendorong pertumbuhan kredit, OJK menyebut sudah menyiapkan beberapa program. Di antaranya dengan memfasilitasi penyaluran kredit ke segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan skema klaster dengan orientasi klaster ekspor.
"Kami harap bisa memberikan multiplier effect yang positif terhadap pemberian devisa kita karena berorientasi ekspor," sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
