kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiayaan elektronik diprediksikan menggeliat


Rabu, 18 Juli 2018 / 10:46 WIB
Pembiayaan elektronik diprediksikan menggeliat
ILUSTRASI. Home Credit Indonesia


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pembiayaan elektronik diyakini akan tumbuh positif di semester II tahun ini. Daya beli konsumen diharapkan membaik, sehingga mendorong kredit perusahaan pembiayaan.

Home Credit Indonesia misalnya yakin, bisa menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 10 triliun. Jumlah ini meningkat 88,6% ketimbang realisasi tahun lalu, sekitar Rp 5,3 triliun.

Andy Nahil Gultom, Chief External Affairs Home Credit Indonesia yakin, target tersebut bisa tercapai. Sebab sampai separuh tahun 2018, perusahaan asal Republik Cek ini membiayai Rp 4,4 triliun. Angka tersebut mencapai 44% dari target tahunan.

Penopang pertumbuhan tersebut adalah permintaan menjelang Lebaran tahun ini meningkat 50% dibanding tahun lalu. Portofolio pembiayaan masih laris dari segmen telepon seluler dan elektronik. "Hampir 60% pembiayaan kami masih didominasi mobile phone, diikuti oleh elektronik dan furnitur," kata Andy kepada KONTAN, akhir pekan ini.

Untuk menggapai target tahun ini, Home Credit telah memperbanyak jangkauan di di sejumlah kota besar. Setidaknya sepanjang tahun 2018 ada tambahan 48 kota baru.

Tak mau ketinggalan, FIF Spektra juga terus menggenjot pembiayaan elektronik. Direktur Utama FIF Spektra Ardian Prasetya mengakui, momentum Lebaran tahun ini mengerek permintaan kredit elektronik. Selama jelang Lebaran pembiayaan naik 5,93%. Peningkatan tersebut lebih tinggi dari Lebaran tahun lalu yang naik 2,52%. Meski begitu, enam bulan di 2018, pembiayaan FIF Spektra sama seperti tahun lalu, sebesar Rp 1,5 triliun. Portofolio pembiayaan terbesar masihi gadget.

Sampai akhir 2018, FIF Spektra membidik target Rp 3,6 triliun atau naik 12,5% dari realisasi 2017 sebesar Rp 3,2 triliun. Untuk mengejar target tersebut, FIF Spektra menggenjot kerjasama dengan toko-toko offline dan para pemilik brand elektronik.

Ardian mengakui, pemasaran bisnis melalui kanal online masih belum maksimal. Ini juga karena menjaga rasio kredit bermasalah. Di semester I-2018 rasio non performing loan (NPL) FIF Spektra di bawah 2%.

Tren NPF masih tercatat stabil dibandingkan periode sama 2017. Bahkan usai Lebaran NPF masih terjaga dan akan dipertahankan di bawah 2%. FIF Spektra selektif memilih nasabah di awal proses.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×