kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rasio dividen bank BUMN turun jadi 25%


Rabu, 18 Maret 2015 / 09:20 WIB
Rasio dividen bank BUMN turun jadi 25%
ILUSTRASI. Nasi Padang berbeda dari Nasi Kapau


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Upaya bank milik pemerintah meminta penurunan setoran dividen membuahkan hasil. Setoran dua emiten bank pelat merah untuk tahun buku 2014, turun dari tahun sebelumnya.

Pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Negara Indonesia (BNI) yang digelar, kemarin, serta RUPUST Bank Mandiri dua hari sebelumnya, menyetujui setoran dividen sebesar 25% dari laba bersih tahun 2014. Rasio dividen lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 30%.

Gatot Murdiantoro Suwondo, Direktur Utama BNI demisioner mengatakan, jumlah pembayaran dividen BNI dari perolehan laba 2014 disepakati sebesar Rp 2,69 triliun. "Adapun sisanya 16,65% dari laba bersih BNI tahun 2014 sebesar Rp 10,78 triliun yakni Rp 1,79 triliun digunakan sebagai cadangan tujuan guna mendukung investasi," kata Gatot, Selasa (17/3).

Soal rencana investasi BNI, Gatot enggan mengungkapkan. Ia bilang, itu menjadi kewenangan direksi baru BNI.

Rasio dividen Bank Mandiri pun sebesar 25% dari laba 2014, lebih rendah dari sebelumnya, 30%. Secara nominal, Bank Mandiri menyetorkan dividen sebesar Rp 4,96 triliun atau setara Rp 215,06 per saham.

Merujuk harga saham Bank Mandiri, kemarin, yakni  Rp 11.975 per saham, beratti imbal hasil dividen atau dividend yield emiten ini sebesar 1,79%.

Menurut Pahala Mansyuri, Direktur Bank Mandiri, tahun lalu posisi kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Mandiri berada di level 16,6%. "Dengan rasio pembayaran dividen 25% hasil laba bersih tahun lalu, kami memperkirakan CAR masih di level 16,5%," kata Pahala.

Sementara, Bank Rakyat Indonesia (BRI) berharap,  rasio pembayaran dividen tahun ini bisa turun di bawah 25%. "Kami memerlukan dana untuk mengembangkan jaringan mikro guna mendorong pertumbuhan kredit UMKM," ujar Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI.

Namun, kata Budi, keputusan tetap berada di tangan pemerintah selaku pemegang saham utama. Tahun lalu, BRI mencetak laba bersih sebesar Rp 24,2 triliun. BRI akan menggelar RUPST, Kamis besok (19/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×