kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun lalu, bank getol salurkan kredit sindikasi


Kamis, 15 Maret 2018 / 15:45 WIB
Tahun lalu, bank getol salurkan kredit sindikasi
ILUSTRASI. Sindikasi Pinjaman LRT


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, perbankan aktif menyalurkan kredit patungan alias sindikasi. Catatan Bloomberg, di tahun 2017 ada sebesar US$ 29,06 miliar kredit sindikasi yang disalurkan perbankan, atau hampir setara Rp 400 triliun.

Dari total kredit tersebut, jawara penyalur kredit sindikasi terbanyak dipegang oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). BNI menyalurkan kredit sindikasi US$ 3,52 miliar atau setara Rp 47,66 triliun.

Bloomberg juga mencatat, total kredit sindikasi yang telah direalisasikan BNI sudah mencapai Rp 85 triliun berdasarkan data total mandated lead arranger dan bookrunner.

Menanggapi hal itu, VP Unit Bisnis Sindikasi BNI Betty N. Alwi mengatakan, prospek kredit sindikasi pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp 100 triliun. Dari jumlah itu, bank berlogo 46 ini berambisi untuk mengesekusi keseluruhan kebutuhan kredit tersbeut.

Adapun, berdasarkan sektornya, BNI masih tetap fokus dalam pembiayaan proyek infrastruktur, terutama jalan tol. "Untuk sektor masih didominasi oleh infrastruktur (jalan tol, pembangkit listrik) serta beberapa kebun, properti dan telekomunikasi," ungkap Betty kepada Kontan.co.id, Kamis (15/3).

Selain BNI, bank plat merah lain yang aktif memberikan kredit sindikasi antara lain PT Bank Mandiri Tbk dengan total loan mandated lead arranger mencapai US$ 2,56 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebesar US$ 1,3 miliar.

Bukan hanya bank plat merah saja yang aktif dalam penyaluran kredit sindikasi. PT Bank Central Asia Tbk misalnya yang mencatat realisasi kredit sindikasi sepanjang tahun 2017 sebesar Rp 25,7 triliun. Bila dilihat secara tahunan, angka ini naik sebanyak 28%. Jumlah realisasi tersebut, berdasarkan laporan keuangan tahunan yang dirilis BCA ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Sindikasi ini terbagi menjadi dua yaitu anggota dan arranger.

Sebagai anggota, saldo kredit yang diberikan mencapai Rp 9,4 triliun. Sedangkan sebagai arranger partisipasi BCA mencapai Rp 14,2 triliun.

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya tetap akan menyalurkan kredit sindikasi terutama sektor-sektor yang dinilai aman. Kendati sudah menyalurkan cukup besar, Jahja menyebut untuk tahun ini pipeline kredit sindikasi BCA masih sebesar Rp 25 triliun. "Yang pipeline saat ini masih ada Rp 25 triliun juga," singkatnya.

Sementara itu, salah satu bank non plat merah yang aktif memberikan kredit sindikasi antara lain Mitshubishi UFJ Financial Group (MUFJ). Total pembiayaan yang disalurkan perusahaan keuangan asal Jepang ini mencapai US$ 2,52 miliar atau setara Rp 35,14 triliun.

Selain MUFJ, perbankan Jepang yang aktif memberikan kredit sindikasi ke Indonesia, antara lain Sumitomo Mitsui Financial dan Japan Bank for Internasional Cooperation (JBIC) dengan penyaluran masing-masing US$ 1,92 miliar dan US$ 1,72 miliar.

Sekadar tambahan informasi saja, data Bloomberg menjabarkan bahwa sepanjang tahun 2017 mayoritas kredit sindikasi yang disalurkan oleh perbankan dan lembaga keuangan masuk ke sektor industri sebesar 30% dari total kredit yang mencapai US$ 29,06 miliar. Disusul oleh sektor perangkat lunak (utilities) sebesar 28% dan keuangan 14% sementara sisanya masuk ke industri lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×