Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Pinjaman sindikasi asing menjadi opsi pendanaan yang diincar multifinance. Beban dana yang berasal dari pinjaman sindikasi dinilai lebih ringan, sehingga multifinance lebih memilih pinjaman sindikasi dari luar negeri.
Direktur PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Arya Suprihadi mengatakan cost of fund pinjaman sindikasi memang bergantung kondisi pasar di dalam maupun luar negeri. Tapi secara umum biaya dana dari pinjaman luar negeri tentunya memang lebih rendah dari pinjaman yang bisa didapat dari luar negeri.
Untuk menghindari risiko seperti nilai tukar yang fluktuatif, maka diperlukan hedging dan dipastikan akan menambah biaya bunga yang harus ditanggung multifinance. Namun dalam kondisi pasar saat ini yang dinilai baik, meski ada biaya hedging tapi beban bunga yang ditanggung MTF dari pinjaman asing tetap lebih enteng.
"Jika pinjaman offshore di-hedging, mungkin selisih dengan utang rupiah dari dalam negeri negeri saat ini sekitar 1% hingga 2%," terang Arya, pekan lalu.
MTF baru saja mendapatkan pinjaman asing sebesar US$ 200 juta yang didapat dari sejumlah investor di Asia.
Ke depan, MTF akan menggunakan kombinasi pinjaman dari luar negeri berbentuk dolar dan pinjaman dari dalam negeri dalam bentuk rupiah ditambah dengan obligasi.
Saat ini, komposisi pendanaan dari MTF masih didominasi dari joint financing dengan Bank Mandiri sebesar 60% dan 20% lainnya dari pinjaman bank lokal lain. Obligasi dan pinjaman asing porsinya masing-masing 10%.
Obligasi global
Astra Credit Companies (ACC) juga mencari sumber pendanaan dari luar. Chief Executive Officer ACC Jodjana Jody mempertimbangkan potensi pencarian dana dari luar negeri. Selain sindikasi, opsi lain adalah global bond.
Jodjana menambahkan bahwa pendanaan dari luar bagian dari diversifikasi perusahaannya. Dengan begitu, risiko yang ditanggung pun bisa lebih terpecah.
PT Indomobil Finance juga tidak menutup kemungkinan akan mencari pinjaman asing lagi. Gunawan Effendi, Chief Executive Officer Indomobil Finance mengatakan akan kembali mencari pinjaman asing lagi sebelum tahun 2017 berakhir. Sebelumnya pada kuartal pertama 2017, Gunawan menyatakan telah mengantongi pinjaman asing sebesar US$ 250 juta.
Belum lama ini, PT Adira Dinamika Multi Finance juga mengantongi pinjaman sindikasi asing senilai US$ 250 juta. Perolehan pendanaan ini diklaim sebagai bentuk kepercayaan investor yang tetap besar kepada perusahaan.
Pasalnya, Direktur Adira Finance I Dewa Made Susila menyebut pinjaman sindikasi ini mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sekitar 2,5 kali dari rencana awal. Adapun pinjaman sindikasi bertenor 1,5 tahun.
Minat yang tinggi dari para investor ini membuat Adira Finance bisa memperoleh tingkat bunga yang kompetitif di tengah kondisi pasar dan perekonomian nasional yang masih mengalami tekanan. "Pendanaan dari pinjaman sindikasi ini akan digunakan sepenuhnya untuk mendukung pertumbuhan usaha," kata Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News