Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Kabar gembira bagi para pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang menjalankan usaha di bidang agribisnis. TaniFund menawarkan pembiayaan pembiayaan dengan skema crowdlending.
Berbeda dengan pelaku jasa teknologi finansial (fintech) lain, TaniFund menyasar pengusaha kecil di sektor yang spesifik. “Hal yang unik dari kami adalah kami hanya fokus pada bidang produksi seperti pertanian, perikanan, dan peternakan”, kata Ivan Arie, CEO & co-founder TaniFund dalam keterangan tertulis, Kamis (20/7)
Dia bilang model pembiayaan yang dijalankan pun terbilang beda dengan pemain lain. Dimana mereka memakai sistem bagi hasil. Sehingga baik pihak petani, pemodal dan TaniFund sendiri akan berusaha sebaik mungkin untuk mensukseskan setiap program yang dikerjakan.
Lalu terkait manajemen risiko, dia bilang tim TaniFund sudah terlebih dahulu melakukan survei kelayakan usaha untuk setiap program yang akan digarap sebelum mempublikasikannya di website. “Kami hanya bekerjasama dengan petani-petani terbaik dan berpengalaman”, ungkapnya.
Perjalanan bisnis TaniFund sendiri diawali dengan pendirian startup e-commerce bernama TaniHub pada awal 2016 lalu. Marketplace tersebut dibut untuk membantu kelompok tani yang kesulitan dalam menjual hasil panen, baik karena kurangnya akses penjualan maupun yang kesulitan menghadapi trading terms dari klien mereka.
Seiring waktu, TaniHub menyadari bahwa untuk benar-benar membantu petani agar lepas dari tengkulak, diperlukan suatu inovasi keuangan yang dapat mendukung kebutuhan permodalan mereka.
Sehingga pada Januari 2017 didirikan TaniFund sebagai sebuah sarana FinTech crowdlending untuk menghubungkan para petani yang membutuhkan permodalan dengan masyarakat umum atau lembaga keuangan yang ingin memberikan pinjaman.
TaniFund pun kini sudah mengantongi tanda bukti terdaftar dari pihak Otoritas Jasa Keuangan sebagai pemain di bisnis fintech.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
