kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tumbuh 13,23%, segmen mikro menopang kredit BRI


Kamis, 24 Oktober 2019 / 14:10 WIB
Tumbuh 13,23%, segmen mikro menopang kredit BRI
ILUSTRASI. Kredit BRI: Pelayanan kredit di Bank Rakyat Indonesia


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah landainya pertumbuhan kredit industri perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masih mencatat pertumbuhan yang signifikan. Hingga September 2019, secara konsolidasian bank terbesar di tanah air ini telah menyalurkan kredit Rp 903,14 triliun dengan pertumbuhan 11,65% (yoy).

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, segmen UMKM, khususnya mikro jadi penopang utama pertumbuhan kredit BRI. Per September 2019, BRI telah menyalurkan kredit mikro senilai Rp 301,89 triliun dengan pertumbuhan 13,23% (yoy).

Sementara segmen lainnya yaitu ritel dan menangah senilai Rp 261,67 triliun dengan pertumbuhan 14,80% (yoy), segmen konsumer Rp 137,29 triliun dengan pertumbuhan 7,85% (yoy), dan segmen korporasi Rp 202,30 triliun dengan pertumbuhan 8,15% (yoy). Sedangkan segmen UMKM senilai Rp 700,84 triliun dengan pertumbuhan 12,70% (yoy).

“Jika ditotal, porsi kredit UMKM mencapai 77,60% dari keseluruhan kredit BRI, dimana angka ini berhasil kami tingkatkan secara perlahan dan targetnya proporsi kredit UMKM bisa mencapai 80% di tahun di tahun 2022,” kata sunarso dalam paparan kinerja BRI, Kamis (24/10) di Gedung BRI, Jakarta.

Pertumbuhan segmen UMKM turut ditopang oleh penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah disalurkan BRI senilai Rp 77,26 triliun kepada 2,6 juta debitur. Nilai tersebut setara dengan 88,83% dari alokasi penyaluran KUR yang diberikan pemerintah pada 2019 kepada BRI senilai Rp 86,97 triliun.

“Kami berkomitmen untuk terus fokus dalam melakukan ekspansi bisnis di segmen mikro dengan melakukan strategi go smaller, go shorter, go faster. Segmen mikro juga terus kami perkuat dengan digitalisasi bisnis proses dengan menggunakan BRISPOT, penguatan big data segmen mikro, peningkatan kapabilitas SDM serta melakukan rejuvenasi produk pinjaman mikro,” papar Sunarso.

Meskipun masih mencatat pertumbuhan kredit yang signifikan, namun pertumbuhan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BRI tecatat masih rendah. Per September 2019, perseroan berhasil mengumpulkan DPK senilai Rp 959,24 triliun dengan pertumbuhan 9,91% (yoy).

Perinciannya tabungan senilai Rp 382,02 triliun dengan pertumbuhan 9,20% (yoy), giro senilai Rp 171,85 triliun dengan pertumbuhan 21,77% (yoy), dan deposito senilai RP 403,37 triliun dengan pertumbuhan 6,16% (yoy).

“Pertumbuhan giro dan tabungan yang lebih tinggi dibandingkan deposito mampu mendongkrak dana murah (CASA) BRI. Pada kuartal III 2019 CASA BRI tercatat 57,95%, meningkat dibandingkan kuartal III 2018 sebesar 56,46%,” lanjut Sunarso.

Pertumbuhan DPK yang tak seiring dengan pertumbuhan kredit perseroan juga jadi salah satu penyebab mengetatnya loan to deposit ratio (LDR) yang meningkat hampir 146 bps secara konsolidasi, dari 92,69% pada kuartal III 2018 menjadi 94,15% pada kuartal III 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×