kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Valas mengetat, bankir selektif menyalurkan kredit


Senin, 21 Mei 2018 / 06:26 WIB
Valas mengetat, bankir selektif menyalurkan kredit
ILUSTRASI. Uang dollar AS


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas valuta asing (valas) perbankan di awal tahun ini mengetat. Hal itu setidaknya tecermin pada kenaikan indikator loan to deposit (LDR) valas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

LDR valas industri perbankan pada kuartal I-2018 tercatat di level 95,08%, naik 879 basis poin (bps) secara year on year (yoy) dari periode sama sebelumnya yang berada di level 86,29%. Ketatnya likuiditas valas ini disebabkan karena pertumbuhan kredit valas bank sebesar 9,61%. Padahal, dana pihak ketiga (DPK) valas justru merosot 0,5%.

DPK valas menurun sejalan dengan penyusutan giro dan tabungan dalam valas, masing-masing 1,3% dan 6,8% secara yoy. Bank yang berkontribusi terhadap pengetatan likuiditas valas ini adalah bank skala menengah hingga kecil. Bank BUKU III mencatat LDR valas sebesar 111% sedangkan BUKU II dan I masing-masing 114% dan 100%.

Angka LDR valas bank menengah kecil ini di atas rata-rata industri perbankan sebesar 95%. Sementara bank besar kelompok BUKU IV tercatat mempunyai LDR valas di bawah industri yakni sebesar 80,47%.

Aviliani Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) mengatakan, pengetatan likuiditas valas ini disebabkan karena banyak investor asing keluar dari pasar. Selain itu, kebutuhan dollar juga makin naik didorong impor yang lebih tinggi.

Anggoro Eko Cahyo Direktur Keuangan Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat, LDR BNI valas pada kuartal 1 2018 sebesar 94,7%, meningkat dari posisi Desember 2017 sebesar 90%. "Kenaikan ini disebabkan adanya ekspansi kredit valas selama kuartal 1 2018 ini," kata Anggoro.

Untuk mengatasi risiko likuiditas valas, BNI akan selektif dalam menyalurkan kredit valas. "Kami menyalurkan kredit valas hanya untuk debitur yang memiliki bisnis dengan cashflow valas," kata Anggoro.

Ferry Koswara, Direktur Bank of India Indonesia menambahkan, outflow valas sesuai dengan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan di AS alias Fed Fund Rate. Salah satu cara yang bisa dilakukan industri perbankan untuk melonggarkan likuiditas valas, menurut Ferry, adalah menawarkan bunga deposito valas yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×