Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan harus merogoh kocek sekitar Rp 10,5 triliun selama enam bulan pertama tahun ini. Dana sebesar itu untk membayar klaim jaminan dari keempat program yang dijalankan.
Dari besaran klaim tersebut, program jaminan hari tua (JHT) menjadi penyumbang terbesar. Sampai semester I-2016, BPJS Ketenagakerjaan mengeluarkan uang sebesar Rp 9,8 triliun untuk membayar jaminan.
Direktur Pelayanan dan Kepatuhan BPJS Ketenagakerjaan Evi Efiatin bilang Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua mendorong besar jumlah klaim yang harus dibayar. Dimana peserta JHT yang kehilangan pekerjaan bisa mencairkan dana meski belum sampai lima tahun.
Alhasil, hingga paruh pertama tahun ini, ada 1,23 juta kasus klaim JHT, denagan rata-rata 200.000 sampai 300.000 klaim saban bulan. "Sehingga rata-rata pembayaran klaim JHT tiap bulan mencapai Rp 1,5 triliun sampai Rp 1,8 triliun," katanya pekan lalu.
Sementara untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja alias JKK, badan sosial ini membayar klaim sebesar Rp 401 miliar hingga akhir bulan Juni. Pembayaran klaim sebesar ini berasal dari 48.900 kasus.
BPJS Ketenagakerjaan juga menangani klaim klaim Jaminan Kematian (JKM) dari 11.446 kasus di paruh pertama 2016. Dari program ini, BPJS Ketenagakerjaan membayar klaim senilai Rp 307,9 miliar.
Program Jaminan Pensiun juga sudah mulai mencairkan klaim. Selama semester I klaim dari program ini mencapai Rp 1,3 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
