Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Agus Martowardojo baru saja disumpah sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI). Di antara berbagai tugas baru Agus sebagai pimpinan bank sentral, salah satu yang harus menjadi perhatian Agus adalah mengenai moneter, terutama nilai tukar rupiah.
"Rupiah harus menjadi perhatian. Karena implikasinya ke neraca pembayaran," ujar ekonom Universitas Atmajaya Agustinus Prasetyantoko, di Mahkamah Agung (MA), Jumat, (24/5),
Nantinya, Agus harus mampu membuat pertumbuhan ekonomi yang baik dan mampu menjaga inflasi. Ini karena tugas BI per 2014 tidak lagi mengawasi perbankan, melainkan berfokus di moneter.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Budi Gunadi Sadikin menyebut, perekonomian Indonesia tahun ini memang diproyeksikan tak sebaik tahun 2011 dan 2012. Maka dari itu, tugas pertama Gubernur BI adalah menjaga kondisi moneter Indonesia agar tetap stabil.
Bahkan, Budi menilai bahwa bila pertumbuhan ekonomi bisa dijaga dalam 5-10 tahun ke depan, bukan tidak mungkin bagi Indonesia untuk menjadi negara anggota G8. Pasalnya, saat ini saja Growth Domestic Product (GDP) Indonesia sudah di peringkat 16 dunia.
"Kalau pertumbuhan ekonomi terjaga, GDP kita bisa masuk 10 besar dunia," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News