Reporter: Issa Almawadi | Editor: Roy Franedya
JAKARTA. Penelitian McKinsey tentang potensi pertumbuhan kelas menengah di Indonesia menjadi pelecut bisnis perbankan. Hal ini terlihat dari semakin gencarnya perbankan mengembangkan layan nasabah tajir atau wealth management.
Salah satunya, Bank ANZ Indonesia. Tahun ini, anak usaha Grup ANZ tersebut menargetkan pertumbuhan bisnis wealth management antara 25%-30%. Kini ANZ sudah memiliki 12.000 nasabah dengan dana kelolaan sekitar
Rp 15 triliun.
Direktur Konsumer Bank ANZ Indonesia Anthony Soewandy mengatakan, untuk mencapai target, ANZ akan menawarkan produk-produk investasi yang sesuai kebutuhan nasabah.
ANZ juga memberikan layanan premium, seperti penjemputan dengan limosin saat nasabah ke luar negeri. Kemudian giant deposit box dengan ketinggian 38 cm guna menampung dokumen nasabah. "Kami ingin menggugah minat nasabah agar menyimpan dana di ANZ," ujar Anthony.
Bank lain yang menggeber wealth management adalah Bank BNI. Bank berlogo angka 46 ini menargetkan pertumbuhan dana kelolaan produk Emerald hingga 35%. BNI menargetkan, dana kelolaan produk ini bisa mencapai sekitar Rp 50 triliun.
Optimisme BNI tersebut berkaca pada pencapaian dana kelolaan di tahun lalu yang juga bertumbuh sekitar 30%-35%. "Potensinya cukup besar. Dari 30.000 klien, kami bisa merangkul 14.500 nasabah," terang Darmadi Sutanto, Direktur Konsumer dan Ritel BNI.
Bahkan Darmadi mengklaim, pertumbuhan dalam produk wealth management itu, terutama pada asuransi premium dan investasi masing-masing melonjak 200% dan 300%. Sayang, kontribusi fee-nya masih kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News