Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rumor yang beredar soal rencana PT Astra International Tbk (ASII) melego bisnis asuransi jiwa miliknya yakni PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) belum juga mendapat kepastian.
Kabar tersebut muncul di tengah rencana grup konglomerasi ini sedang membangun bisnis di sektor keuangannya, yang terlihat dari pembelian 49,56% saham PT Bank Jasa Jakarta yang rampun pada September lalu.
Adapun, kabar pertama terkait rencana penjualan Astra Life berasal dari Bloomberg (26/9) yang menyebutkan konglomerasi grup ini bekerja sama dengan penasihat keuangan untuk melakukan review terhadap bisnis Astra Life ini.
Baca Juga: Grup Astra dan Bank BNI (BBNI) Digosipkan Ingin Menjual Bisnis Asuransinya
Bahkan, Astra disebut mencari penilaian sekitar US$ 300 juta hingga US$ 500 juta untuk perusahaan asuransi jiwa dalam sebuah transaksi. Meskipun, diskusi kabarnya masih dalam tahap awal.
Hampir sebulan berlalu, Astra International tampaknya masih belum mau berkomentar banyak terkait rencana tersebut.
Head of Investor Relation Astra International Tira Ardianti mengatakan bahwa pihaknya tidak mengomentari informasi yang bersifat spekulatif.
Hanya saja, ia mengakui bahwa perusahaan selalu melakukan evaluasi terhadap setiap bisnis Astra dari waktu ke waktu dengan komitmen penuh untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
“Dengan memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingan kami juga,” ujar Tira kepada KONTAN, Selasa (25/10).
Baca Juga: Astra International Dikabarkan Jual Astra Life, Ini Kata Manajemen
Sebagai informasi, Astra Life didirikan pada 2014 dan menawarkan produk termasuk asuransi jiwa konvensional, kesehatan dan kecelakaan, serta asuransi jiwa syariah.
Hingga semester 1/2022, Astra Life mencatatkan total aset sekitar Rp 7,4 triliun, atau naik dari periode sama tahun lalu sekitar 11% atau senilai Rp 6,6 triliun.
Di periode yang sama, Astra Life telah membukukan pertumbuhan total tertanggung sebesar 13% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya dengan peningkatan total tertanggung dari 3,3 juta menjadi 3,72 juta jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News