Reporter: Ferrika Sari | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (ATPI) mencatatkan pendapatan premi signifikan yaitu US$ 55 juta di kuartal I-2018. Jumlah itu naik 139,1% dibandingkan capaian premi tahun lalu yaitu US$ 23 juta.
“Gross premium meningkat signifikan dari 2,4 kali lipat terutama karena dikonsolidasikan gross premium dari Asuransi Tugu Pratama,” kata Quartantyo Wijanarko
Investasi dan Finansial Group Head PT Tugu Pratama Indonesia kepada Kontan.co.id, Selasa (24/4).
Quartantyo menyebut, peningkatan premi tersebut didominasi dari lini bisnis asuransi properti, terutama di sektor energi serta lini aviation dari sektor penerbangan. Namun untuk tahun ini, perusahaan tidak fokus mengembangkan bisnis baru dan lebih memilih memperbaiki hasil underwriting.
Dalam hal ini, lini bisnis asuransi kesehatan menyumbang pendapatan premi sekitar US$ 1 juta, atau hanya menyumbang 1,8% dari total premi. Nilai ini hampir sama dengan periode yang sama di tahun 2017.
“Untuk bisnis asuransi kesehatan memang kami tidak terlalu agresif. Karena secara rasio pencapaian kami di sepanjang sejarah itu kurang baik. Jadi sekarang lebih baik kami memperbaiki hasil underwriting dan bisnis asuransi kesehatan dulu,” kata Quartantyo.
Kontribusi premi asuransi kesehatan yang rendah dilatarbelakangi oleh kompetisi bisnis asuransi kesehatan di Indonesia yang cukup ketat. Sehingga pihaknya membatasi diri untuk melakukan perang harga dan tetap fokus memperbaiki hasil underwriting untuk tahun ini.
Saat ini asuransi Tugu Pratama akan menargetkan tambahan jutaan nasabah baru terutama dari sektor ritel. Meski demikian, masih ada pasar potensial dari kalangan perusahaan seperti grup Pertamina dan bisnis broker.
“Sektor komersil atau korporat juga akan tumbuh terutama melalui optimalisasi bisnis pertamina, kerja sama dengan broker dan perbankan, serta pertumbuhan bisnis reasuransi dan di tugu pratama,” pungkasnya.
Untuk mencapai penambahan nasabah baru itu, perusahaan menyiapkan berbagai strategi jitu, di antaranya memanfaatkan jaringan distribusi yang dimiliki Pertamina untuk pemasaran dan penjualan, kemudian memberikan perlindungan terhadap produk ritel Pertamina seperti oli kendaraan dan LPG. Terakhir melakukan kerja sama dengan Gojek, multifinance atau lessing companie, serta membuka cabang baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News