kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bakal dapat suntikan dana lagi, Amartha siap ekspansi ke luar Jawa


Rabu, 23 Oktober 2019 / 17:32 WIB
Bakal dapat suntikan dana lagi, Amartha siap ekspansi ke luar Jawa
Chief Commercial Officer Amartha Hadi Wenas


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis fintech peer to peer lending (P2P) PT Amartha Mikro Fintek semakin menanjak. Terbaru, fintech yang fokus pada pinjaman ultra mikro bagi perempuan ini akan mendapatkan dana segar dari investor.

Chief Commercial Officer Amartha Hadi Wenas menyebut dalam waktu dua minggu lagi, Amartha akan mengumumkan pendanaan terbaru. Kendati demikian Ia masih enggan menyebut besaran dana yang akan diperoleh dan siapa investor yang akan masuk.

Baca Juga: Amartha ingin dana menganggur milik lender bisa disimpan di reksadana

“Pendanaan series apanya, nanti saya kabari lagi. Pendanaan ini akan digunakan untuk ekspansi ke seluruh Indonesia. Jawa dan Sulawesi sudah, setelah ini Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, juga Kalimantan,” ujar Wenas di Jakarta pada Rabu (23/10).

Sebelumnya, Amartha sudah mendapatkan pendanaan Seri A pada tahun 2017 yang dipimpin oleh Mandiri Capital Indonesia anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Turut serta dalam pendanaan tersebut Lynx Asia Partners. Termasuk investor Amartha sebelumnya yakni Beenext dan Midplaza Holding.

Kendati demikian, Wenas menyatakan pendanaan terbaru ini tidak ada kaitannya dengan status izin yang sudah Amartha kantongi dari regulator. Sebab, deal dari pendanaan ini hanya berselang satu bulan dari perolehan izin dari OJK. Ia menyebut hal ini sudah sesuai rencana Amartha untuk hadir di seluruh Indonesia.

Asal tahu saja, setelah terdaftar di OJK sejak 31 Mei 2017, Amartha menerima izin permanen usaha P2P lending dari regulator 31 Mei 2019. Kini Amartha menjadi satu sari 13 P2P lending yang sudah mendapatkan izin dari 127 P2P lending terdaftar di OJK.

Wenas menyatakan biasanya perusahaan rintisan teknologi atau start up fokus pada dua hal pertama pertumbuhan bisnis atau growth. Kedua profitability yang tecermin dari nilai valuasi start up. Ia menyatakan susah bagi fintech untuk fokus kepada dua hal tersebut.

Baca Juga: Transaksi emas di Tokopedia melonjak lebih dari lima kali lipat di kuartal III 2019

“Amartha sendiri fokus pada dua-duanya, tahap awalnya harus sehat dulu, itu yang membuat Amartha beda. Nah makanya dari awalnya dari 2010 ke 2015 kita konvensional bisnis yakni koperasi. Lalu di 2016, Founder kami Taufan melihat peluang menggunakan teknologi menjadi fintech bisa lebih cepat lagi,” jelas Wenas.

Asal tahu saja, hingga saat ini, Amartha sudah menyalurkan pinjaman senilai Rp 1,47 triliun sejak awal berdiri. Pinjaman tersebut telah disalurkan kepada 311.783 borrower perempuan.

Pinjaman ultra mikro tersebut memiliki tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman (TWP) 90 hari di level 99,17%. Artinya hanya 0,83% dari total pinjaman yang disalurkan tidak kembali kepada lender.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×