Reporter: Ferry Saputra | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Bank BTPN telah memperluas peluang bagi pembiayaan portofolio hijau yang tercatat hingga 30 Juni 2023 sebesar Rp 14,17 triliun.
"Tercatat, hingga 30 Juni 2023 sebesar Rp 14,17 triliun portofolio pembiayaan diarahkan untuk kegiatan bisnis yang berkelanjutan," ucap Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar, Jumat (1/12).
Dia mengatakan capaian pembiayaan tersebut sudah memakan porsi 5% dari total pembiayaan Bank BTPN sampai akhir Juni 2023 untuk berbagai kegiatan bisnis berkelanjutan. Dengan klasifikasi yang telah ditentukan dalam POJK 51, termasuk untuk UMKM.
Selain meningkatkan portofolio hijau dalam inisiatif keberlanjutan, Henoch menerangkan Bank BTPN juga memiliki program Daya yang merupakan program berkelanjutan berfokus untuk memberdayakan dan meningkatkan kapasitas nasabah serta masyarakat.
Baca Juga: Penuhi Aturan Free Float 7,5%, Ini yang Dilakukan Bank BTPN
Henoch mengatakan melalui program Daya, Bank BTPN menyediakan sarana peningkatan kapasitas masyarakat di semua segmen baik segmen korporasi hingga masyarakat mikro. Dia menyebut program itu merupakan unique value proposition yang membedakan Bank BTPN dengan bank-bank lainnya.
"Sampai akhir Juni 2023, program Daya telah diikuti oleh 1,53 juta penerima manfaat atau naik 10% YoY melalui 5.019 kegiatan di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Henoch menyebut Bank BTPN juga telah melakukan beberapa langkah strategis untuk menjalankan komitmennya terhadap prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata Kelola (ESG) yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan. Adapun langkah itu, seperti merancang Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB).
Baca Juga: BTPN Targetkan Porsi Penyaluran Kredit ke Sektor Mikro Bisa 40% di 2024
"Melalui RAKB, Bank BTPN menetapkan strategi untuk mengelola dampak perubahan iklim dan mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals)," katanya.
Sementara itu, Henoch berpendapat tuntutan untuk memenuhi target Net Zero Emission (NZE) sangat memengaruhi lanskap persaingan bisnis di Indonesia, utamanya di industri perbankan. Dia menilai hal itu memang tidak mudah untuk dilakukan, tetapi penting untuk masa depan bumi dan Indonesia yang lebih baik.
"Bank BTPN beruntung karena para pemegang saham, manajemen dan karyawan memiliki komitmen yang sama untuk mencapai target NZE yang sudah ditetapkan pada tahun 2050,” pungkas Henoch.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News