kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bank BUKU 1 & 2 genjot kredit di akhir 2016


Minggu, 04 Desember 2016 / 15:53 WIB
Bank BUKU 1 & 2 genjot kredit di akhir 2016


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Para bankir bank BUKU 1 (modal inti kurang dari Rp 1 triliun) dan BUKU 2 (modal inti Rp 1 triliun-Rp 5 triliun) akan memanfaatkan akhir tahun ini guna menggenjot penyaluran kredit agar capai target.

Pasalnya, sejauh ini bank masih lambat menyalurkan kredit karena ekonomi masih lesu membuat permintaan kredit tak besar, dan memicu kenaikan risiko kredit.

Edy Kuntadjo, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk mengatakan, pihaknya juga mencatat perlambatan kredit. Nah, penyebab perlambatan kredit karena mayoritas portofolio kredit secara angsuran, permintaan kredit baru juga turun, dan bank-bank besar mulai take over kredit yang kolektibilitas lancar dengan diberikan tambahan palfon dan bunga rendah.

“Kami menargetkan akan menyalurkan kredit hingga Rp 1,56 triliun di akhir tahun 2016,” katanya, kepada KONTAN, kemarin.

Meskipun penuh tantangan, Bank Ina Perdana berupaya untuk mengejar target kredit di tahun ini. Perusahaan mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 1,43 triliun per September 2016, atau naik 4,37% dibandingkan posisi Rp 1,37 triliun per September 2015.

Deddy Triyana, Sekretaris Korporasi PT Bank Artos Indonesia Tbk menyampaikan, di tengah perlambatan ekonomi ini Bank Artos masih mencatat pertumbuhan kredit karena masih ada permintaan di kredit komersial seperti di sektor perdagangan, konstruksi, dan pengembangan (developer). “Bank Artos Indonesia menargetkan kredit kurang lebih 5% sampai akhir tahun ini,” terangnya.

Bank berkode saham ARTO ini mencatat penurunan kredit sebesar 3,53% menjadi Rp 465,40 miliar per September 2016 dibandingkan posisi sebelumnya senilai Rp 482,64 miliar per September 2015.

Sependapat, Hendra Lie, Direktur Utama PT Bank Dinar Indonesia Tbk mengakui, kondisi pelambatan ekonomi membuat permintaan kredit juga tak semangat. Pihaknya masih optimistis dapat mencapai target kredit di tahun 2016. “Misalnya, kami sudah memenuhi 93% target kredit di Oktober 2016 ini.

Bank berkode saham DNAR ini menargetkan kredit tumbuh 10% di tahun ini. Adapun perusahaan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 8,86% atau menjadi Rp 1,24 triliun per September 2016 dibandingkan periode yang sama senilai Rp 1,13 triliun per September 2015.

Bank BUKU 2 targetkan kredit 15%-16%

Sedikit berbeda, bank di kelompok BUKU 2 sedikit lebih tinggi menargetkan pertumbuhan kredit di akhir tahun 2016. Yanto M Purbo, Direktur Utama PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk (Bank Saudara) mengatakan, pihaknya masih mencatat pertumbuhan kredit karena ditopang oleh permintaan kredit di konsumer.

“Kami menargetkan pertumbuhan kredit minimal 16% di akhir tahun ini,” ucap Yanto. Bank milik investor Korea ini mencatat pertumbuhan kredit sebesar 16,87% atau menjadi Rp 15,62 triliun per September 2016 dibandingkan posisi Rp 13,37 triliun per September 2015.

Henky Suryaputra, Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna menuturkan, ingin pertumbuhan kredit sejalan dengan ekonomi. Perusahaan menargetkan kredit akan tumbuh 15% hingga akhir tahun 2016. “Fokus menyaluran kredit kami masih di usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),” jelasnya.

Bank Sahabat Sampoerna mencatat aliran kredit hingga Rp 5,55 triliun per September 2016 atau tumbuh 30,59% dibandingkan posisi Rp 4,25 triliun per September 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×