kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank gencar berburu nasabah kartu kredit


Rabu, 15 Mei 2013 / 14:47 WIB
Bank gencar berburu nasabah kartu kredit
ILUSTRASI. David Velez


Reporter: Arief Ardiansyah, Megel Jekson, Tri Sulistiowati, Nina Dwiantika, Anastasia Lilin Y | Editor: Imanuel Alexander

Jakarta. Harap maklum jika pesan pendek berisi tawaran pembuatan kartu kredit baru, semakin sering terdengar di ponsel Anda. Tawaran kartu utang ini tidak kalah gencar dengan rayuan kredit tanpa agunan (KTA) lewat SMS.

Untuk memastikan aplikasi kartu kredit Anda lolos, tenaga pemasar cuma pasang syarat fotokopi tagihan kartu kredit Anda yang lain. Bank-bank penerbit kartu kredit pun seakan terus merayu nasabah mereka untuk berbelanja menggunakan kartu kredit dengan berbagai gincu yang menawan.

Aksi penawaran kartu kredit dari perbankan yang makin gencar ini sejalan dengan hasil Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) selama kuartal pertama tahun ini. Perbankan yang menjadi responden survei ini memastikan akan membuka keran penyaluran pembiayaan lebih lebar agar outstanding – total utang yang tersalur – kartu kredit mereka kian besar. Mengapa?

Tahun lalu, realisasi pertumbuhan outstanding kartu kredit hanya 15%. Raihan ini lebih lambat dari tahun 2011 yang mencapai 19,4%. Tahun ini, 50% responden survei BI optimistis pertumbuhan outstanding kartu kredit bisa tumbuh lebih baik: 15,7%.

Selain itu, perbankan juga lebih giat menebar kartu baru agar jumlah pemegang kartu kredit mereka semakin banyak. Mereka berharap, para pemegang kartu yang baru langsung rajin menggesek kartu dan turut menyumbang pertumbuhan outstanding kartu kredit.

Survei ini juga memprediksi efek ekspansi kartu kredit pada 2013 ini mempengaruhi tingkat risiko kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Responden survei mengaku NPL kartu kredit akan naik 0,1% tahun ini dari rata-rata NPL kartu kredit tahun 2012 yang mencapai 2,3%.

Sulit mencari nasabah

Direktur Eksekutif Hubungan Masyarakat BI Difi Ahmad Johansyah melihat, aksi gencar perbankan demi mencari profi l nasabah sesuai kriteria yang diatur BI. Maklum, mulai tahun ini, BI mewajibkan bank menerapkan manajemen risiko dalam bisnis kartu kredit yang meliputi syarat pemegang, jumlah kepemilikan, dan batasan plafon kartu kredit.

Syarat pemilik kartu kredit itu berusia minimal 21 tahun dan berpendapatan minimal Rp 3 juta per bulan. Untuk nasabah berpenghasilan Rp 3 juta sampai Rp 10 juta hanya boleh memiliki dua kartu kredit dan memiliki total plafon kartu kredit maksimal tiga kali pendapatan. “Pemberian kartu kredit baru harus sesuai aturan ini. Untuk pemilik kartu sebelum 2013, ada transisi sampai akhir tahun 2014,” kata Difi .

Kehadiran aturan baru dapat menyeleksi pemegang kartu kredit yang layak sehingga menekan risiko NPL. Tapi, di sisi lain, bank penerbit kehilangan potensi pertumbuhan kartu baru dan outstanding kartu kredit.

Potensi ini sudah terasa. Kepala Divisi Kartu Kredit PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso mengatakan, aturan baru ini memperketat persaingan industri kartu kredit Tanah Air. Belakangan, BCA hanya bisa berusaha menjaga volume transaksi kartu kredit tetap tinggi. “Adanya aturan BI membuat penurunan akuisisi nasabah baru. Kami mencatat penurunan 50%,” katanya.

Direktur Konsumer dan Ritel PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Darmadi Sutanto juga mengakui penurunan akuisisi kartu kredit baru. Kebijakan BI menurunkan suku bunga kartu utang tak mampu menarik nasabah baru. “Penurunan akuisisi kartu kredit baru turun 50% dari tahun lalu,” katanya.

Executive Vice President Card Business Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk Dessy Masry juga mencatat fenomena serupa. Aturan batas penghasilan menutup akses calon nasabah memiliki kartu kredit. Kalaupun ada aplikasi masuk, calon nasabah terganjal aturan batas kepemilikan kartu kredit.Pencarian nasabah kartu kredit baru di Danamon kian sulit lantaran keterbatasan sumberdaya manusia.

Dessy menyatakan, sepanjang tahun ini telah kehilangan 1.000 tenaga pemasar. Mereka mundur lantaran gagal mencapai target dari perusahaan. Kini, Danamon tinggal memiliki 500 tenaga pemasar kartu kredit. “Makanya, tahun ini kami tak memasang target pertumbuhan bisnis kartu kredit,” kata Dessy.

***Sumber : KONTAN MINGGUAN 33 - XVII, 2013 Laporan Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×