Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Perlambatan ekonomi tidak menciutkan nyali Bank Jatim. Menginjak semester II tahun ini, Bank Pembangunan Daerah (BPD) ini tetap percaya diri memasang target tinggi di atas rata-rata perbankan nasional.
Sampai akhir tahun ini, laba bersih ditargetkan tumbuh 15%-18,8% menjadi Rp 1,1 triliun. Pundi-pundi laba ini bersumber dari kredit yang dipatok naik 15,25%-17,13% menjadi sekitar Rp 31,4 triliun.
Target lain, pendapatan bunga bersih perseroan diharapkan naik 14,12% menjadi Rp 4,65 triliun. Direktur Utama Bank Jatim Soeroso mengatakan, demi mencapai target, pihaknya akan fokus mengembangkan kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang porsinya masih minim.
Alasannya, potensi usaha UKM di Jatim mengalami kenaikan menjadi sebanyak 6,8 juta dari sebelumnya 4,2 juta pelaku usaha di akhir semester I 2015.
Bank Jatim juga akan menggeber kredit ritel. Gambaran saja, sampai Juli 2015, tercatat kredit konsumer masih mendominasi kredit Bank Jatim yaitu mencapai 61,64% atau Rp 17,6 triliun. Kontributor kedua terbesar adalah kredit komersial yaitu sebesar 21,65% atau Rp 6,2 triliun. Disusul kredit UKM yaitu sebesar 16,71% atau 4,7 triliun.
Sementara, proyeksi Bank Jatim, porsi antara kredit korporasi dan kredit ritel masing masing sebesar 20% berbanding 80% di akhir tahun nanti. “Pada semester kedua ini, kami juga akan mengurangi kredit properti,” ujar Soeroso, Selasa (1/9).
Suroso mengatakan, kredit korporasi mulai dikurangi di semester II ini lantaran menyumbang kredit bermasalah (NPL) yang relatif besar. Di Juni 2015, NPL Bank Jatim sebesar 3,8%.
Berbagai strategi sudah disiapkan Bank Jatim untuk menurunkan kredit bermasalah tersebut. Pertama, membentuk divisi risiko kredit yang berfungsi membersihkan kredit bermasalah perseroan.
Kedua, membentuk divisi pembinaan cabang. Divisi ini khusus bertanggung jawab mengoptimalkan kinerja cabang Bank Jatim.
Bank Jatim juga berencana ekspansi bisnis dengan cara menggarap layanan keuangan perbankan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai). Target Bank Jatim, layanan yang biasa disebut branchless banking itu bakal meluncur pada kuartal antara kuartal I 2016 hingga kuartal II 2016.
Nah, untuk merealisasikan rencana tersebut, Bank Jatim sedang menyiapkan infrastruktur pendukung. Pimpinan Divisi Dana Jasa dan Luar Negeri Bank Jatim, Revi Adiana Silawati mengatakan, pihaknya akan meluncurkan empat program andalan.
Yakni, mobile banking, electronic data capture (EDC), layanan perbankan nasabah kaya atawa priority banking dan virtual account. “Peluncuran empat program baru tersebut untuk realisasi Laku Pandai sekaligus meningkatkan pendapatan komisi (fee based income) Bank Jatim,” ujar Revi.
Tahun depan, tambah Revi, Bank Jatim juga berencana meluncurkan produk kartu kredit. Strategi lain, Bank Jatim berencana memperbanyak kerjasama dengan pihak lain, seperti pembayaran dengan perusahaan pembiayaan Adira Finance. Catatan, laba bersih Bank Jatim turun 16,26% menjadi Rp 512 miliar di semester I 2015. Pemicunya, beban operasional naik 37,85%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News