Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kelas menengah ibarat permata yang menjadi incaran kalangan perbankan.
Misalnya, PT Bank Mandiri Tbk, yang terus mengincar pasar kelas menengah untuk memberikan pinjaman kredit pemilikan rumah (KPR). Pasalnya, mayoritas penyaluran KPR Mandiri untuk KPR menengah dengan harga Rp 600 juta-Rp 900 juta.
“Sekitar 60% kontribusi KPR Mandiri dari KPR menengah,” kata Direktur Konsumer Bank Mandiri Hery Gunardi, Senin (16/5).
Bank Mandiri telah menyalurkan KPR sebesar Rp 30,76 triliun per kuartal I-2016 atau tumbuh 15,38% dibandingkan posisi Rp 26,20 triliun per kuartal I-2015.
Bank pelat merah ini membidik pertumbuhan KPR sebesar 6,5%-8% atau mencapai sekitar Rp 28,57 triliun-Rp 28,97 triliun di akhir tahun 2016 dari realisasi penyaluran KPR sebesar Rp 26,83 triliun per akhir tahun 2015. Artinya, Mandiri sendiri telah mencapai target kredit di kuartal I-2016 ini karena telah mencapai nilai kredit.
Meskipun ekonomi sedang lesu, menurut Hery, saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli rumah melalui KPR karena bank memberikan tawaran bunga kredit single digit untuk debitur baru, dan Bank Indonesia (BI) telah melonggarkan uang muka (down payment) KPR melalui kenaikan loan to value (LTV) menjadi 80%.
Manajemen bank berlogo pita emas ini mengharapkan, pada semester II-2016 permintaan KPR akan lebih besar lagi.
Menurut Hery, permintaan KPR akan selalu ada karena kebutuhan rumah mencapai 600.000-700.000 per tahun, sedangkan pengembang (developer) hanya mampu memenuhi kebutuhan rumah sekitar 500.000 per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News