Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menargetkan transaksi uang elektronik berbasis kartu alias e-money miliknya dapat mencapai Rp 13 triliun hingga akhir 2019. Target tersebut meningkat sebesar 30%-35% jika dibandingkan dengan periode pada akhir 2018 lalu.
Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan pihaknya bakal terus mendongkrak pertumbuhan transaksi e-money. Sebabnya, uang elektronik merupakan salah satu bentuk dukungan perusahaan terhadap gerakan nasional non tunai selain sebagai pelengkap layanan perbankan perusahaan.
“Penggunaan uang tunai itu mahal. Kalau di Indonesia bisa berjalan cashless society, itu akan menekan biaya, menguntungkan semua pihak, nasabah dan BI sebagai regulator,” ujarnya saat ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (1/11).
Lebih lanjut Hery menjelaskan saat ini, hampir 80% transaksi e-money Bank Mandiri masih dipergunakan untuk transportasi seperti tol, Transjakarta, Kereta Commuterline Indonesia (KCI) dan Moda Raya terpadu (MRT).
Baca Juga: Daripada antre di bank, setor uang lewat ATM Mandiri lebih praktis
Adapun sampai dengan awal kuartal IV-2019 ini jumlah kartu e-money beredar saat ini mencapai lebih dari 19 juta. “Total transaksi per bulan 18,63 juta transaksi. Untuk top up, hingga 96,3 juta, naik 10% dibanding tahun lalu,” jelasnya.
Sebagai salah satu upaya mendorong penetrasi e-money, Bank Mandiri juga telah menggandeng PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) selaku operator dari aplikasi sistem pembayaran LinkAja.
Dalam kerjasama tersebut LinkAja telah dapat melayani kebutuhan isi ulang saldo atau top up e-money melalui aplikasi LinkAja.
Kerjasama ini memang bertujuan untuk mengoptimalisasi jaringan pembayaran yang telah dimiliki masing-masing pihak serta mengakselerasi pencapaian keberhasilan gerakan nasional non-tunai.
Baca Juga: Hore, E-money Bank Mandiri bisa jadi Smart SIM
Direktur Utama Finarya Danu Wicaksana mengemukakan, kerja sama strategis antara Bank Mandiri dan LinkAja merupakan wujud komitmen kami dalam akselerasi digitalisasi transaksi di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
"Gerakan non tunai di Indonesia masih terhambat, Karena masih berpikir pakai uang tunai, dengan kerjasama ini diharapkan transaksi bisa meningkat,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News