Reporter: Roy Franedya | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Mempunyai induk perusahaan sebesar Astra Internasional membawa keuntungan bagi Bank Permata. Bank hasil kolaborasi Astra International dengan Standard Chartered ini bisa menggarap basis nasabah dan rekanan kerja Astra. Yang terbaru, Bank Permata menyalurkan kredit modal kerja ke supplier United Tractors Pandu Engineering (UTPE).
Bank Permata menyediakan fasilitas invoice financing dengan plafon pinjaman antara Rp 100 juta - Rp 50 miliar. Jangka waktu pinjaman mencapai 75 hari. Adapun bunga kredit di bawah 12% per tahun.
Direktur Ritel Bank Permata Lauren Sulistiawati mengatakan, pemberian kredit berdasarkan invoice yang diterbitkan UTPE. Sang pemasok kemudian mengajukannya kepada pihak bank sebagai agunan.
Selama periode mengangsur, semua pembayaran UTPE ke supplier itu harus melalui Bank Permata. Inilah yang membuat risiko debitur di mata bank menjadi terlihat rendah, sehingga layak menerima pinjaman. "Kami akan memberikan dana kepada supplier sesuai invoice setelah dikurangi diskon," ujarnya, Rabu (10/8).
Dalam skema penyaluran kredit ini, UTPE berfungsi sebagai rekanan yang memberikan referensi ke Bank Permata. Menurut Lauren, pihaknya mengembangkan skema ini, karena belum memiliki pengalaman yang cukup memberikan pembiayaan langsung kepada pemasok alat berat. "Kami akan mendapat debitur yang memiliki kualitas yang baik sehingga rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) kami terjaga," tambahnya.
Lauren menargetkan pembiayaan kepada supplier UTPE mencapai Rp 50 miliar – Rp 60 miliar per bulan. "Kami juga berharap, kontribusi penyaluran kredit kami ke kelompok Astra akan terus meningkat di tahun mendatang," terangnya.
Per Juni 2011, Bank Permata menyalurkan kredit sebesar Rp 59,7 triliun. angka ini tumbuh 36% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Lauren mengungkapkan, keuntungan lain dari kerjasama tersebut adalah menambah dana murah dalam bentuk giro. Pasalnya, agar bisa mendapat pendanaan supplier UTPE harus menjadi nasabah Permata Bank.
Direktur Utama UTPE, Loudy Irwanto Ellias mengatakan, pemberian pinjaman ke supplier tersebut akan menyebabkan produksi dapat berjalan lancar. Per tahun total perputaran biaya produksi mencapai Rp 3 triliun. "Kami mempunyai 145 supplier yang potensial untuk dibiayai PermataBank," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News