Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terkait adanya beberapa bank yang memiliki utang jumbo di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN Karya), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bakal pantau manajemen risiko dari tiap bank.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae bilang pihaknya selalu meminta kepada bank agar melakukan proses bisnis perkreditan sesuai ketentuan dengan mempertimbangkan aspek tata kelola dan manajemen risiko.
“Termasuk pembentukan cadangan yang memadai sesuai dengan kondisi debitur,” ujar Dian.
Ia menyebut secara nominal eksposure kredit BUMN Karya lebih banyak berasal dari Bank BUMN. Namun, Dian tak menampik ada juga bank-bank swasta yang bisa terdampak cukup signifikan.
Dian melihat dampak cukup signifikan dapat terjadi pada bank-bank swasta karena pembentukan cadangan (CKPN) yang secara umum size nya relatif lebih rendah dari bank BUMN.
Baca Juga: Wamen BUMN Tiko Menampik Usulan Bunga 0% Kredit Mikro Mandeg
Hanya saja, Dian menyiratkan bahwa OJK tampaknya belum akan mengeluarkan kebijakan apa pun terkait bank-bank yang menjadi kreditur dari BUMN Karya ini. Ia hanya bilang masih akan melakukan pengawasan terhadap penerapan manajemen risiko dan tata kelola oleh bank.
“Serta pengaruhnya terhadap kondisi keuangan bank secara bank wide,” ujarnya.
Berdasarkan catatan Kontan, Bank BUMN memiliki total portofolio kredit di BUMN Karya mencapai sekitar Rp 49 triliun di kuartal pertama tahun ini. Di mana, Bank Mandiri menjadi yang terbesar dengan total kredit mencapai sekitar Rp 19 triliun.
Sementara itu, bank-bank swasta juga ada yang memiliki portofolio kredit jumbo milik BUMN Karya. Terbesar, Bank BTPN tercatat menjadi yang paling besar sekitar Rp 5 triliun di periode yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News